STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) melalui anak usahanya, PT Arthaco Prima Energy (APE) telah menandatangani perjanjian kerjasama jasa pertambangan batubara dengan PT Kalimantan Prima Persada (KPP Mining), anak perusahaan PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan nilai Rp5 triliun.
Adapun penandatanganan kerja sama jasa penambangan tersebut dilakukan oleh Surya Eko Hadianto selaku Direktur Utama IATA dan Wahyu Wardayanto sebagai Presiden Direktur KPP Mining di iNEWS Tower, Jakarta pada 23 Desember 2025.
Berdasarkan perjanjian kerjasama tersebut, KPP Mining akan bertindak selaku kontraktor pertambangan di Wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) APE yang berlokasi di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Direktur Utama IATA Surya Eko Hadianto dalam siaran pers, Selasa 23 Desember 2025 mengatakan, kerjasama ini merupakan salah satu wujud nyata IATA dalam memperkuat operasional, meningkatkan efektivitas dan efisiensi, serta memaksimalkan skala produksi batubara melalui IUP Arthaco Prima Energy yang telah memasuki fase produksi komersial.
“Melalui kolaborasi dengan pelaku industri pertambangan terkemuka, kami yakin IATA bisa semakin optimal, berkelanjutan, dan bernilai tambah,” kata Surya.
Sementara Wahyu Widaryanto, Direktur Utama KPP Mining mengatakan, KPP Mining berkomitmen menyediakan layanan jasa pertambangan yang andal dan terintegrasi.
“Kerja sama ini menambah nilai strategis kami dalam memperluas portofolio proyek sekaligus mengoptimalkan kapabilitas operasional KPP Mining. Kami senantiasa menjunjung keunggulan operasional melalui penerapan standar keselamatan yang tinggi, praktek pertambangan berkelanjutan, serta pengembangan kemitraan jangka panjang yang saling menguntungkan,” ujarnya.
Menurut Surya, ruang lingkup kerjasama meliputi jasa pertambangan batubara dan kegiatan pengupasan lapisan penutup (waste removal. Jangka waktu masa kontrak selama 5 tahun terhitung mulai Januari 2026 dengan nilai kontrak mencapai Rp5 triliun.
Selama masa kontrak, jelas Surya, target produksi batubara ditetapkan mencapai 33,6 juta metric ton (MT) dengan target produksi pada tahun pertama (2026) sebesar 3 juta MT atau dengan total material yang akan dikelola selama periode kerjasama mencapai 140,9 juta bank cubic meters (BCM). (konrad)
