STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) kembali bergairah pada perdagangan Selasa (23/12/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (24/12/2025) WIB. Indeks S&P 500 sukses mencetak rekor penutupan tertinggi baru. Lonjakan saham-saham teknologi menjadi pendorong utamanya.
Pasar saham melanjutkan tren positif selama empat hari berturut-turut. Saham berbasis kecerdasan buatan (AI) terus unggul di minggu yang pendek karena liburan ini.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York bertambah 79,73 poin atau 0,16%. Indeks saham unggulan ini berakhir di level 48.442,41. Indeks S&P 500 (SPX) naik 0,46% dan ditutup pada level 6.909,79. Angka ini berada sedikit di bawah rekor tertinggi intraday sepanjang masa di 6.920,34. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, menanjak 0,57% ke posisi 23.561,84. Raksasa teknologi Nvidia melesat sekitar 3%. Saham Broadcom juga naik lebih dari 2%. Kedua saham ini menjadi motor penggerak indeks tersebut.
Pelaku pasar masih bertaruh Bank Sentral AS (The Fed) akan menurunkan suku bunga acuannya tahun depan. Keyakinan ini tetap ada meski data ekonomi terbaru muncul jauh di atas perkiraan.
Departemen Perdagangan AS melaporkan ekonomi AS tumbuh 4,3% pada kuartal ketiga. Pencapaian ini jauh lebih baik daripada estimasi para ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 3,2%.
Laporan ini sempat tertunda dari jadwal rilis aslinya pada 30 Oktober akibat penutupan pemerintah AS (government shutdown). Awalnya, data ini sempat membuat investor cemas. Mereka khawatir pemangkasan suku bunga The Fed pada awal 2026 menjadi kecil kemungkinannya. Saham sempat dibuka sedikit melemah, namun kemudian berhasil bangkit.
Alat CME FedWatch menunjukkan para pedagang masih memperhitungkan dua kali pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun depan.
Eric Sterner, Chief Investment Officer di Apollon Wealth Management, memberikan pandangannya terkait situasi ini.
“Kita mungkin tidak melihat pasar mundur dari dua pemangkasan suku bunga tersebut saat ini,” ujar Sterner.
Ia juga menyinggung soal kepemimpinan The Fed di masa depan.
“Peluang pemangkasan suku bunga di awal tahun mungkin lebih rendah, tetapi kita akan segera mengetahui siapa nominasi Trump untuk ketua Fed yang baru, dan hampir pasti orang tersebut akan sedikit lebih dovish daripada Powell,” tambahnya.
Sebagai informasi, Bursa Efek New York akan tutup lebih awal pada hari Rabu pukul 1 siang waktu setempat untuk Malam Natal. Bursa akan libur penuh pada hari Kamis untuk perayaan Natal.
