STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Tri Oetama Persada (TRIOP), anak usaha PT Perdana Karya Perkasa (PKPK) melakukan ekspor perdana batubara dari area produksi Port Tanjung Jawa, Kalimantan Tengah ke China. Adapun pengapalan perdana batubara TRIOP dengan kualitas GAR 4.200 tersebut akan dikirim ke pelabuhan Taboneo untuk selanjutnya dimuat ke dalam Kapal Induk (Mother Vessel).
Helyuzar, Direktur TRIOP dalam keterangan tertulis, Senin (09/9/2024) mengungkapkan, batubara tersebut akan di ekspor ke China. Pembeli batubara tersebut adalah China Resources Group dengan total Kargo sebanyak 48.000 Ton. Dari pengapalan perdana batubara tersebut, TRIOP berpeluang mendapatkan pendapatan dari penjualan batubara sebesar US$2.400.000 (ICI 4) atau ekuivalen dengan Rp37,4 miliar (estimasi 1 US$ =Rp 15.600).
Menurut Helyuzar, produksi batubara dan pengapalan perdana batubara milik TRIOP ini tidak terlepas dari kontribusi seluruh pihak terkait secara langsung di area Tambang dan Port TRIOP.
“Kami sangat bersyukur dan berharap melalui pengapalan perdana batubara ini, maka capaian produksi dan pengapalan batubara TRIOP akan semakin optimal sesuai dengan target produksi dan pengapalan yang telah ditetapkan. Kehadiran TRIOP diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat di area sekitar Tambang dan Port,” katanya.
Direktur Utama PKPK Haryanto Sofian, ikut berbangga atas kerja keras seluruh pihak sehingga TRIOP dapat melakukan pengapalan perdana batubara tersebut. “Pencapaian ini tentunya akan menjadi katalis positif bagi Perseroan serta bagi seluruh stakeholders atau pemangku kepentingan Perseroan,” ujarnya.
Tahun ini, produksi dan penjualan batubara TRIOP ditargetkan sebesar 550.000 ton yang dapat menghasilkan pendapatan sebesar US$28.600.000 (rata-rata ICI 4 = USD 52) atau ekuivalen dengan Rp446 Miliar (estimasi 1 US$ = Rp 15.600).
Sedangkan untuk tahun 2025, papar Helyuzar, produksi dan penjualan batubara TRIOP diperkirakan sebesar 3.000.000 ton. Dari penjualan batubara itu, dapat menghasilkan pendapatan sebesar US$156.000.000 (rata-rata ICI 4 = USD 52) atau ekuivalen dengan Rp2,4 triliun ( ini dengan estimasi 1 US$ = Rp 15.600). (konrad)