Senin, November 24, 2025
28.6 C
Jakarta

Anak Usaha UNTR Serius Garap Energi Bersih, EPN Hadirkan PLTM 7 MW untuk Lampung dan Sumatra

STOCKWATCH.ID (LAMPUNG) – PT Energia Prima Nusantara (EPN), anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR), terus memperkuat perannya dalam transisi energi nasional. Perusahaan ini menegaskan komitmen untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan memperluas penggunaan energi terbarukan melalui berbagai proyek pembangkit listrik ramah lingkungan.

Direktur EPN Boy Gemino Kalauserang menjelaskan posisi perusahaan yang berada di bawah PT Astra International Tbk (ASII). Ia menegaskan langkah grup dalam mendukung program energi bersih pemerintah. “Kami dari Grup United Tractors yang mana adalah merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Astra Internasional Tbk, saat ini gencar untuk bagaimana menunjang program pemerintah dari pemanfaatan energi fosil ya yang kita tahu itu seperti bahan bakar dari batubara, dari gas, dan lain sebagainya menjadi energi terbarukan atau renewable,” ujarnya di Lampung, ditulis Sabtu (22/11/2025).

Boy menegaskan pembangkit listrik tenaga air menjadi bagian penting dari upaya pengurangan emisi. “Dan hidro atau PLTMH ya, PLTA sebenarnya, itu merupakan salah satu pembangkit listrik yang memang dianggap sebagai energi bersih dan energi yang bisa diperbaharui atau energi terbarukan,” katanya.

EPN bersama PT Uway Energi Perdana (UEP) membangun PLTM Besai Kemu di Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung.

Boy menyampaikan kapasitas PLTM ini mencapai 2 × 3,5 MW atau 7 MW net. Fasilitas ini mampu menghasilkan 33,4 GWh energi per tahun dan seluruhnya disalurkan ke PT PLN (Persero). Daya tersebut setara kebutuhan 16.000 hingga 22.000 rumah tangga per tahun.

Ia memastikan proyek ini memberi manfaat untuk Lampung dan sistem kelistrikan Sumatra. Area pembangunan mencakup lahan sekitar 52 hektare.

Boy memaparkan perjalanan proyek sejak dimulai pada 2021 hingga mulai beroperasi pada 2024. “Pada saat kami membangun mulai di tahun 2021, dan mulai beroperasi di tahun 2024, kita istilahkan dengan commercial operation date ya atau mulai berproduksi secara komersil, itu adalah merupakan satu hal. Tapi hal lain yang perlu kita pahami adalah kami akan berada di sini 20 tahun,” ucapnya.

Kontrak penjualan listrik kepada PLN berlangsung selama 20 tahun melalui skema PPA. Kondisi ini membuat EPN menempatkan hubungan dengan masyarakat sebagai prioritas.

Boy menjelaskan program pemberdayaan masyarakat yang mulai berjalan. Salah satunya kerja sama pinjam pakai lahan BUMDes untuk kegiatan perkebunan dan pertanian. “Area-area yang memang tidak terutilisasi itu kita bisa manfaatkan untuk budidaya perkebunan, pertanian dengan harapan bisa meningkatkan economic generating activity,” katanya.

Ia mendorong konsep ekonomi sirkular agar hasil budidaya dapat dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi pekerja dan dikembangkan menjadi produk komersial. “Jadi rasanya itu yang kita maknakan dengan mengalirkan energi dan menumbuhkan kehidupan,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Boy memaparkan teknologi run-off-river yang digunakan PLTM Besai Kemu. Metode ini tidak memerlukan bendungan besar sehingga minim gangguan lingkungan. “Dampak terhadap environment itu sangat-sangat minim,” katanya. Air sungai dialirkan melalui saluran khusus untuk memutar turbin lalu dikembalikan ke aliran utama.

Boy menegaskan seluruh pengembangan energi terbarukan EPN mengikuti prinsip ESG. “Dan kita secara konsisten melakukan itu,” ucapnya.

EPN juga tengah merancang program DEI atau diversity, equity, dan inclusivity untuk masyarakat sekitar. Program ini sudah berjalan meski belum sepenuhnya terealisasi. Perusahaan juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah di Banjit dan Temuning. Program ini memperkenalkan industri pembangkitan kepada pelajar agar termotivasi dan memiliki peluang bekerja di sektor energi pada masa depan.

Selain PLTM Besai Kemu, EPN mengelola portofolio energi terbarukan yang terus berkembang. Sejak 2018 hingga Juni 2024, perusahaan memasang PLTS atap berkapasitas 17,3 MWp. Ada tambahan 3,7 MWp yang sedang dipasang dan 12,55 MWp dalam proses perizinan PLN. Untuk PLTS atap di Astra Daihatsu Motor dan beberapa anak usaha Astra, EPN bekerja sama dengan PLN Icon Plus.

EPN juga mengembangkan sistem off-grid microgrid hybrid yang menggabungkan Solar PV, Battery Energy Storage System, dan genset diesel untuk menekan konsumsi bahan bakar serta emisi CO₂. Proyek hybrid berjalan di tiga lokasi Pama Grup, yaitu PAMA BAYA dengan kapasitas 336 kWp dan 60 kWh BESS, PAMA MTBU dengan kapasitas 615 kWp dan 200 kWh BESS, serta KPP INDEXIM dengan kapasitas 369 kWp dan 200 kWh BESS. Total kapasitas mencapai 1,3 MWp dan 460 kWh BESS. Pemasangan lanjutan disiapkan untuk PAMA Teluk Timbau dan PAMA BRCB.

Portofolio pembangkit EPN sebagai Independent Power Producer mencakup PLTM berkapasitas 24,4 MW yang sudah beroperasi dan 25,4 MW yang masih konstruksi. EPN juga memiliki proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Rantau Dedap berkapasitas 91,2 MW. Saat ini perusahaan menjalani negosiasi Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik untuk PLTSa Legok Nangka berkapasitas 40 MW.

Boy menegaskan kehadiran EPN bukan hanya untuk menghadirkan energi bersih, tetapi juga kehidupan baru di sekitar wilayah operasi. Ia memastikan seluruh kegiatan ditujukan untuk menghadirkan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Lampung dan Sumatra.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Presiden Prabowo Resmikan Jembatan Kabanaran di DIY, Nilai Investasinya Rp863,72 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto meresmikan...

Patrick Mundur, GoTo Tunjuk Hans Patuwo sebagai Calon Bos Baru

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mengumumkan...

UNTR Kejar Finishing Akuisisi Tambang Emas ASA, Target Rampung Desember 2025

STOCKWATCH.ID (LAMPUNG) - PT United Tractors Tbk (UNTR) terus...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru