Jumat, November 28, 2025
34.1 C
Jakarta

Andalkan Proyek Pemerintah dan Bisnis Modular, WEGE Bidik Kontrak Baru Rp3 Triliun Tahun Depan

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) — Kondisi ekonomi yang menantang tidak menyurutkan optimisme PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE). Anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) ini tetap mematok target tinggi untuk perolehan kontrak baru pada tahun depan.

Perseroan menargetkan nilai kontrak baru mencapai Rp3 triliun. Hal ini terungkap dalam acara Paparan Publik atau Public Expose yang digelar secara daring di Jakarta, Jumat (28/11/2025).

Direktur Quality, Health, Safety, Environment dan Pemasaran WEGE, Tomo Dwi Hasputro W, membeberkan angka tersebut. Ia menyebut perseroan telah menetapkan sasaran proyek yang akan dikejar.

“Untuk pengamanan di tahun depan memang ada beberapa proyek sasaran, tahun depan kita menyasar atau mentargetkan Rp3 triliun kurang lebih itu,” ungkap Tomo.

Target ini bukan tanpa perhitungan. WEGE masih akan fokus pada kekuatan utamanya di sektor konstruksi. Proyek pemerintah yang didanai APBN masih menjadi incaran utama.

Selain itu, proyek dari BUMN dan sektor swasta juga tetap dibidik. Tomo merinci porsi target pasar yang akan digarap perseroan.

“karena kita konstruksi, masih dengan bisnis konstruksinya. Selain itu tetap dengan APBN yang kita sasarkan lebih besar, kemudian di klaster BUMN kurang lebih 5 sampai 10% di sektor swasta,” jelasnya.

Tidak hanya mengandalkan tender biasa, WEGE menyiapkan strategi khusus. Perseroan berniat menjadi integrator proyek dengan menggandeng mitra investor.

“Namun kita tidak hanya selalu dengan mengikuti tender secara konvensional seperti itu ya. Jadi strategi salah satu strateginya memang kita harus diversifikasi, artinya bagian dari transformasi WEGE tersebut kita akan melakukan sebagai integrator. Salah satunya meng-create sebuah project dengan menggandeng berkolaborasi dengan mitra pilihan investor untuk membuat suatu project baru,” tambah Tomo.

Lantas, bagaimana dengan capaian tahun ini? Tomo menjelaskan posisi kontrak yang sudah di tangan WEGE hingga akhir November 2025.

“Pertanyaannya yaitu raihan kontrak baru per hari ini. Jadi dengan status kita berkontrak dan sebagai pemenang, per hari ini kita sudah membukukan sekitar Rp1,441 triliun dengan status terkontrak dan sebagai pemenang,” ujarnya.

Meski optimis, WEGE menyadari jalan ke depan tidak mulus. Corporate Secretary WEGE, Purba Yudha Tama, mengakui adanya sejumlah tantangan berat. Faktor eksternal dan ekonomi makro menjadi sorotan utama.

“Ini beberapa tantangan perseroan saat ini dan juga strategi perseroan untuk memitigasi risiko terkait dengan tantangan eksternal. Jadi dari tantangan makro ekonomi atau eksternal mempengaruhi kondisi Wika Gedung saat ini,” kata Purba.

Ia menyebutkan beberapa hambatan nyata di lapangan. Mulai dari penundaan tender hingga ketatnya persaingan memperebutkan proyek.

“Salah satunya adalah perlambatan realisasi kontrak baru terkait dengan penundaan tender-tender proyek oleh owner, juga pembatasan budget baik owner swasta, BUMN, ataupun pemerintah, dan juga persaingan atau kompetisi yang cukup ketat,” paparnya.

Masa peralihan pemerintahan juga memberikan dampak. Hal ini mempengaruhi kecepatan perolehan kontrak baru bagi perusahaan konstruksi.

“Kemudian ada masa transisi pemerintahan dari pemerintahan sebelumnya ke pemerintahan baru itu juga akan mempengaruhi kinerja perusahaan terkait dengan perolehan kontrak baru,” lanjut Purba.

Belum lagi soal anggaran. Ada kebijakan pemangkasan dan pengalihan fokus anggaran infrastruktur dari pemerintah.

“Kemudian juga ada perubahan-perubahan kebijakan pemerintah ataupun arah target pemerintah terkait dengan pengurangan anggaran infrastruktur dan adanya refocusing anggaran pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,” ungkapnya.

Untuk bertahan, WEGE telah menyiapkan jurus jitu. Strategi ini mencakup efisiensi biaya hingga kerja sama operasi (KSO).

“Strategi WEGE untuk menghadapi tantangan-tantangan eksternal tersebut adalah salah satunya strategi menambah kontrak baru yaitu kita optimalisasi biaya usaha, diversifikasi bisnis dan juga melakukan kerja sama dengan pihak lain atau kita sebut dengan KSO,” jelas Purba.

Manajemen arus kas juga diperketat. Perseroan berupaya menjaga likuiditas agar tetap sehat di tengah situasi sulit.

“Kemudian ada strategi menghadapi risiko likuiditas yaitu dengan penerapan cash flow management yang tepat, strategi asset recycling dan juga optimalisasi portofolio investasi,” tambahnya.

Kredibilitas perusahaan pun dijaga ketat. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik menjadi kunci menghadapi krisis.

“Dan yang terakhir adalah terkait dengan kredibilitas perseroan, menjaga transparansi dan akuntabilitas, menerapkan good corporate governance dan risk management yang baik serta krisis manajemen yang tepat,” tegas Purba.

Salah satu lini bisnis yang menjadi andalan masa depan WEGE adalah konstruksi modular. Bisnis ini dinilai punya potensi cerah dan sudah membuahkan hasil.

“Kita juga perseroan masih cukup intens untuk terus mengembangkan dan memberikan awareness ke publik dan stakeholder terkait dengan pengembangan lini bisnis modular, di mana kita saat ini punya beberapa produk yaitu Netro, kemudian kita sudah mengerjakan rumah dosen modular di IPB dan juga mendapatkan kontrak untuk melaksanakan project Marina Bay Villa di Lombok,” tuturnya.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Chandra Asri Raih Pembiayaan US$750 Juta Buat Akuisisi SPBU ExxonMobil di Singapura

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Chandra Asia Pacific Tbk (TPIA) ...

Kuartal III 2025, Laba Bersih XLSmart (EXCL) Melonjak 288%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSMART)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru