STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam terus memperkuat komitmennya dalam mendorong hilirisasi mineral nasional untuk menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi perekonomian Indonesia. Sejumlah proyek strategis tengah digarap untuk memperkuat rantai pasok dan daya saing industri tambang nasional.
Direktur Utama Antam Achmad Ardianto mengatakan Perseroan sedang fokus mempercepat pengembangan di berbagai komoditas utama, mulai dari emas, nikel, hingga bauksit. “Antam berkomitmen memperkuat hilirisasi mineral nasional dan menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi perekonomian Indonesia, melalui berbagai proyek hilirisasi yang dikembangkan perusahaan,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Selasa (28/10/2025).
Untuk komoditas emas, Antam sedang memantapkan langkah pembangunan fasilitas manufaktur logam mulia di kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Proyek ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas produksi emas logam mulia sekaligus memperluas pasar domestik maupun ekspor.
Sebagai bagian dari penguatan rantai pasok bahan baku emas, Antam telah menjalin kerja sama strategis dengan PT Freeport Indonesia (PTFI). Kedua perusahaan sepakat melakukan jual beli emas sebanyak 30 ton per tahun dengan kadar kemurnian 99,99%. Kesepakatan tersebut ditandatangani pada November 2024 lalu.
Selain dengan Freeport, Antam juga menjajaki peluang pembelian emas dari berbagai sumber dalam negeri untuk memperkuat ketersediaan bahan baku penjualan emas di pasar lokal. Langkah ini menjadi bagian dari upaya perusahaan memastikan kontinuitas produksi emas logam mulia di tengah meningkatnya permintaan pasar.
Di sisi lain, Antam juga memperkuat posisinya di industri nikel. Setelah diresmikannya pembangunan pabrik baterai terintegrasi di Karawang, Jawa Barat, dan Halmahera Timur, Maluku Utara pada 29 Juni 2025, perusahaan kini fokus mempersiapkan fase konstruksi proyek tersebut. Fasilitas ini akan menjadi salah satu tonggak penting dalam pengembangan ekosistem baterai nasional yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Sementara itu, untuk komoditas bauksit, Antam menegaskan komitmennya dalam menyukseskan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Saat ini, perusahaan tengah memastikan pasokan bauksit tetap terjaga guna mendukung stabilitas produksi alumina selama masa commissioning.
Sebagai bagian dari pengujian rantai pasok terintegrasi, Antam juga telah melakukan pengiriman percobaan (trial shipment) alumina ke smelter aluminium di Kuala Tanjung, Sumatra Utara.
Achmad menegaskan seluruh inisiatif tersebut dijalankan secara berkelanjutan untuk memperkuat daya saing dan meningkatkan nilai tambah komoditas mineral nasional. “Melalui berbagai inisiatif pengembangan yang dijalankan secara berkelanjutan, Antam berkomitmen untuk memperkuat daya saing, meningkatkan nilai tambah komoditas mineral nasional, serta memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan,” katanya.
