STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Kementerian Keuangan melaporkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 31 Agustus 2025 masih dalam kondisi terjaga. Pendapatan negara mencapai Rp1.638,7 triliun atau 57,2% dari outlook Laporan Semester I 2025.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Deni Surjantoro, menjelaskan penerimaan pajak menjadi kontributor terbesar dengan Rp1.135,4 triliun atau 54,7% dari outlook. “Pertumbuhan penerimaan pajak didukung aktivitas ekonomi yang terus membaik dan kinerja sektor utama seperti pertambangan, perdagangan, pertanian, industri, dan perbankan,” ujar Deni dalam keterangan resmi ditulis Jumat (26/9/2025).
Penerimaan kepabeanan dan cukai tercatat Rp194,9 triliun atau 62,8% dari outlook, naik 6,4% dibanding tahun lalu. Bea Keluar meningkat seiring naiknya harga dan volume ekspor sawit. Penerimaan cukai ikut terdorong kebijakan penundaan pelunasan pita cukai, sementara bea masuk dipengaruhi kebijakan perdagangan pangan.
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp306,8 triliun atau 64,3% dari outlook. PNBP migas dipengaruhi fluktuasi harga minyak dan gas bumi. PNBP nonmigas terutama bergantung pada harga batubara acuan (HBA) dan volume produksi. PNBP Badan Layanan Umum (BLU) tertekan penurunan pendapatan jasa telekomunikasi dan perbankan, sedangkan PNBP lainnya naik karena tambahan pendapatan minyak mentah dan layanan kementerian/lembaga.
Dari sisi belanja, realisasi mencapai Rp1.960,3 triliun atau 55,6% dari outlook, tumbuh 1,5% dibanding tahun sebelumnya. Belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.388,8 triliun atau 52,1% dari outlook, sementara belanja kementerian/lembaga Rp686 triliun atau 53,8%. Penyaluran bansos seperti PBI JKN, PKH, kartu sembako, PIP, dan KIP Kuliah semakin tepat sasaran berkat validasi Data Tunggal Ekonomi Nasional (DTSEN).
Belanja non-kementerian/lembaga mencapai Rp702,8 triliun atau 50,6% dari outlook, terutama untuk pembayaran manfaat pensiun dan subsidi sesuai jadwal. Sementara transfer ke daerah mencapai Rp571,5 triliun atau 66,1%, tumbuh 1,7% secara tahunan. Realisasi lebih tinggi dibanding tahun lalu karena perbaikan penyampaian dan pemenuhan syarat penyaluran oleh pemda.
Sejumlah program prioritas juga berjalan. Hingga 8 September 2025, Program Makan Bergizi Gratis terealisasi Rp13 triliun dengan 22,7 juta penerima manfaat. Sekolah Rakyat sudah beroperasi di 100 lokasi dengan 9.780 siswa aktif. Program Revitalisasi Sekolah menyalurkan Rp9,6 triliun untuk 10.440 satuan pendidikan dan 2.120 madrasah.
“Dukungan APBN untuk program prioritas akan memperkuat kualitas SDM, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menopang pertumbuhan ekonomi jangka menengah hingga panjang,” kata Deni.
Hingga akhir Agustus, APBN mencatat defisit Rp321,6 triliun atau 1,35% terhadap PDB dengan keseimbangan primer positif Rp22 triliun. Realisasi pembiayaan anggaran mencapai Rp425,7 triliun. Menurut Deni, pemenuhan pembiayaan dilakukan hati-hati dan terukur di tengah dinamika pasar keuangan.