Jumat, Agustus 8, 2025
29.1 C
Jakarta

Bank Mandiri Cetak Laba Rp55,78 Triliun pada 2024, Kredit Tembus Rp1.671 Triliun! Ini Penopangnya!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) atau Bank Mandiri membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp55,78 triliun pada 2024. Angka ini naik 1,31% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp55,06 triliun.

Kenaikan laba ini didorong oleh pendapatan bunga yang mencapai Rp151,23 triliun, tumbuh 14% dari Rp132,54 triliun pada 2023. Pendapatan non-bunga juga meningkat 4,12% menjadi Rp42,32 triliun dari sebelumnya Rp40,64 triliun. Adapun pendapatan operasional Bank Mandiri tercatat Rp146,59 triliun, naik 5,73% dibandingkan Rp138,65 triliun pada tahun sebelumnya.

Pencapaian ini mencerminkan efektivitas strategi ekspansi berbasis digital, peningkatan efisiensi operasional, serta diversifikasi sumber pendapatan yang semakin kokoh. “Kami terus mengembangkan solusi layanan yang lebih inovatif dan memberikan nilai tambah kepada nasabah, untuk memastikan pertumbuhan yang lebih stabil dan berkelanjutan secara jangka panjang,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (5/2/2025).

Pada 2024, Bank Mandiri menyalurkan kredit sebesar Rp1.671 triliun. Angka ini naik 19,5% dibandingkan Rp1.398 triliun pada 2023. Kredit dari anak perusahaan mencapai Rp360 triliun, tumbuh 15,2% dari Rp312 triliun. Penyaluran kredit ke sektor consumer naik 8,24% menjadi Rp123 triliun dari Rp113 triliun pada tahun sebelumnya.

Kredit mikro tercatat Rp188 triliun, meningkat 12% dibandingkan Rp168 triliun. Kredit untuk sektor UKM (SME) mencapai Rp87 triliun, naik 13,2% dari Rp77 triliun. Di sektor komersial, Bank Mandiri menyalurkan Rp293 triliun, tumbuh 23% dari Rp238 triliun. Sementara itu, kredit korporasi menembus Rp620 triliun, melonjak 26,7% dari Rp490 triliun pada 2023.

Bank Mandiri terus mengembangkan kredit dengan fokus pada sektor-sektor penting. Menurut Darmawan, sektor yang jadi prioritas meliputi pertanian, perkebunan, energi, telekomunikasi, industri makanan dan minuman, serta sektor padat karya di berbagai daerah. Kredit untuk korporasi masih menjadi penyumbang terbesar. Hingga akhir 2024, penyalurannya tumbuh 25,5% secara tahunan (YoY), mencapai Rp913,3 triliun.

Selain itu, segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga terus mendapatkan perhatian dengan pertumbuhan mencapai 6% yoy menjadi Rp 135 triliun per akhir 2024. Realisasi ini kata Darmawan, sejalan dengan komitmen Bank Mandiri dalam memperkuat ekonomi berbasis kerakyatan.

Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh solid pada 2024. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan dana murah atau Current Account Savings Account (CASA). Hingga akhir tahun, DPK Bank Mandiri naik 7,73% YoY menjadi Rp1.699 triliun. Kenaikan ini terutama berasal dari segmen giro dan tabungan.

Porsi CASA mencapai 80,3% dari total DPK. Angka ini menunjukkan strategi Bank Mandiri dalam mengoptimalkan pendanaan berbasis dana murah berjalan efektif. Peningkatan CASA didorong oleh pertumbuhan tabungan dan giro. Tabungan naik 13,4% YoY menjadi Rp665 triliun. Sementara itu, giro tumbuh 3,6% YoY menjadi Rp606 triliun.

“Keberhasilan ini tidak terlepas dari optimalisasi layanan digital seperti Livin’ by Mandiri, yang semakin mempermudah transaksi dan perencanaan keuangan bagi nasabah ritel, serta Kopra by Mandiri, yang memberikan kemudahan dalam pengelolaan keuangan bagi segmen wholesale,” terang Darmawan.

Bank Mandiri terus memperkuat strategi bisnis dengan menjaga kualitas aset. Prinsip kehati-hatian diterapkan dalam ekspansi kredit dan manajemen risiko.Hal ini tercermin dari rasio pencadangan atau coverage ratio yang mencapai 304% pada akhir 2024.

“Melalui upaya ini, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus mempertahankan keberlanjutan bisnis yang sehat serta memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan,” imbuh Darmawan.

Dorong Inklusi Keuangan dengan Transformasi Digital

Sebagai bagian dari strategi penguatan ekosistem wholesale dan perluasan inklusi keuangan, Bank Mandiri terus berinovasi melalui transformasi digital. Platform digital unggulan perseroan, Super App Livin’ by Mandiri dan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri, terus mengalami perkembangan yang pesat. Hingga akhir tahun 2024, jumlah pengguna Livin’ by Mandiri telah menembus 29,3 juta dengan frekuensi transaksi mencapai 3,9 miliar transaksi atau tumbuh 38% secara tahunan.

Sementara itu, Kopra by Mandiri telah mengelola transaksi senilai Rp 22.700 triliun dengan pertumbuhan volume transaksi sebesar 17% YoY, dengan frekuensi mencapai 1,3 miliar transaksi, naik 21% secara YoY. Platform ini terus dikembangkan untuk memberikan layanan yang lebih luas kepada segmen korporasi dan bisnis dengan berbagai fitur yang semakin terintegrasi.

Darmawan menegaskan bahwa digitalisasi menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing dan memperkuat ekosistem bisnis di Indonesia. “Kami terus mendorong inovasi digital agar dapat memberikan layanan perbankan yang lebih efisien, cepat, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah. Transformasi ini menjadi peran kami untuk memperluas akses keuangan bagi lebih banyak pelaku usaha di Indonesia,” tambahnya.

Di tengah kondisi ekonomi yang terus berubah, Bank Mandiri fokus pada pengembangan pendapatan berbasis komisi (fee-based income). Ini menjadi bagian dari strategi mereka untuk mendiversifikasi sumber pendapatan. Sepanjang 2024, pendapatan berbasis komisi Bank Mandiri terus tumbuh positif. Peningkatan ini didorong oleh tingginya transaksi perbankan digital, layanan treasury, trade finance, serta jasa pengelolaan dana dan investasi.

Komitmen pada Keberlanjutan dan ESG

Bank Mandiri terus memperkuat komitmennya dalam prinsip keberlanjutan dengan fokus pada aspek Environmental, Social, dan Governance (ESG). Pada tahun 2024, portofolio berkelanjutan Bank Mandiri tercatat sebesar Rp 293 triliun.

Portofolio Hijau mengalami pertumbuhan signifikan, naik 15,2% YoY menjadi Rp 149 triliun. Ini menunjukkan keseriusan Bank Mandiri dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan. Salah satu bentuk dukungannya adalah pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), yang pada akhir tahun 2024 tercatat mencapai Rp 11,8 triliun, meningkat 21% YoY. Pembiayaan di sektor ini terus diperluas melalui berbagai skema, seperti Sustainability-Linked Loan dan Green Loan, yang mendukung proyek-proyek berkelanjutan.

Bank Mandiri juga mengukuhkan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung inovasi produk berbasis ESG yang semakin relevan dengan tren global. “Ke depan, kami akan terus memperkuat peran Bank Mandiri dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui inovasi dan kolaborasi yang lebih luas dengan berbagai pihak. Kami optimis strategi jangka panjang yang telah kami terapkan akan memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional secara keseluruhan,” jelas Darmawan.

Selain itu, Bank Mandiri berupaya memperluas pembiayaan berbasis keberlanjutan ke sektor-sektor strategis yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Langkah ini bertujuan untuk memberikan dampak jangka panjang dalam memperkuat ketahanan ekonomi dan mendukung peralihan ke ekonomi hijau di Indonesia.

Bank Mandiri juga memperluas inisiatif ESG (Environmental, Social, Governance) di seluruh rantai nilai bisnisnya. Upaya ini meliputi penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG), peningkatan efisiensi energi di kantor-kantor cabang, serta edukasi keuangan untuk masyarakat. Dengan berbagai langkah ini, Bank Mandiri optimis dapat menjadi pemimpin dalam transisi menuju ekonomi berkelanjutan di Indonesia.

Artikel Terkait

Bocoran Kinerja BTN Semester I 2025, Laporan Keuangan Dirilis Sebelum Akhir Bulan!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk...

Dolar AS Melemah, Pasar Yakin The Fed Bakal Potong Suku Bunga Lagi

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

Laba SBMA Melejit 26,84%, Pendapatan Juga Naik di Semester I-2025!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru