STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali membuka perdagangan saham PT Berkah Prima Perkasa Tbk (BLUE) dan PT Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM). Kedua saham ini sempat disuspensi karena mengalami lonjakan harga yang signifikan.
Perdagangan saham BLUE dan SSTM akan dibuka kembali di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai sesi I, Kamis, 30 Oktober 2025.
Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Pande Made Kusuma Ari A., menjelaskan keputusan ini diambil setelah bursa melakukan evaluasi atas pergerakan saham kedua emiten tersebut. “Dengan ini diumumkan bahwa suspensi atas perdagangan saham di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dibuka kembali mulai sesi I tanggal 30 Oktober 2025,” tulis Pande dalam keterbukaan informasi, Rabu (29/10/2025).
BEI sebelumnya menghentikan sementara perdagangan saham BLUE sejak sesi I, Selasa (21/10/2025). Langkah ini diambil setelah harga sahamnya melonjak tajam dalam waktu singkat untuk memberi kesempatan bagi investor agar bisa menilai keputusan investasinya dengan lebih hati-hati.
Pada penutupan perdagangan Senin (20/10/2025), saham BLUE naik 24,71% ke level Rp1.640 per saham, dari Rp1.315 pada Jumat (17/10/2025). Dalam sehari, saham ini diperdagangkan sebanyak 2.222.400 lembar dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp685,52 miliar.
Sejak awal tahun, saham BLUE bergerak liar dari posisi terendah Rp308 per saham pada 11 Juli 2025 hingga mencapai level tertinggi tahun ini di Rp1.640.
BEI juga menghentikan sementara perdagangan saham SSTM mulai sesi I, Rabu (29/10/2025), setelah harga saham perusahaan tekstil itu melonjak tajam. Pada perdagangan Selasa (28/10/2025), saham SSTM naik 25% ke level Rp700 dari Rp560 di perdagangan sebelumnya. Saham ini dibuka langsung di harga tertinggi Rp700 dan sempat turun ke Rp635.
Volume perdagangan SSTM mencapai 744.500 saham dengan kapitalisasi pasar Rp819,63 miliar. Sejak awal 2025, saham ini melesat dari posisi terendah Rp155 hingga menembus level tertingginya di Rp700.
Dengan pencabutan suspensi ini, saham BLUE dan SSTM kembali bisa diperdagangkan secara normal mulai 30 Oktober 2025.
