STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan delapan saham mulai sesi I pada Kamis, 9 Oktober 2025. Salah satu yang terkena suspensi adalah saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA).
Suspensi dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai hingga ada pengumuman lebih lanjut. BEI menjelaskan langkah ini diambil karena harga saham DADA melonjak signifikan dalam waktu singkat. Tujuannya agar investor punya waktu cukup untuk menelaah informasi dan tidak mengambil keputusan secara terburu-buru.
Pada perdagangan Rabu (8/10/2025), saham DADA ditutup menguat 9,88% ke level Rp178 per saham, naik Rp16 dari penutupan sebelumnya di Rp162. Sejak pembukaan, DADA langsung bergerak positif dan sempat menyentuh level tertinggi harian di Rp178 dengan volume transaksi mencapai 324,69 juta saham. Kapitalisasi pasarnya kini sekitar Rp1,32 triliun.
Sejak awal tahun, saham DADA melesat tajam. Harganya kini berada di level tertinggi sepanjang tahun, jauh melampaui posisi terendah di Rp6 pada 19 Juni 2025. Dalam tiga bulan terakhir, saham ini mencatat kenaikan luar biasa hingga 2.448%.
Investor ritel, Devlin Gabriel, menilai pergerakan DADA seperti mobil balap Formula 1. “DADA itu seperti mobil balap Formula 1 yang tetap melesat meski rem tangannya belum dilepas,” ujarnya di Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Ia menambahkan, peluang ini bisa dimanfaatkan investor untuk menangkap momentum luar biasa tersebut. Menurut Devlin, jika pada 10 Oktober 2025 status Papan Pemantauan Khusus (FCA) resmi dicabut, maka saham DADA berpotensi reli besar-besaran.
“Dalam kondisi ‘terkunci rem tangan’ karena status FCA, DADA mampu melesat dari Rp7 ke Rp178 hanya dalam tiga bulan,” ujarnya.
Lonjakan lebih dari 2.400% ini dinilai mencerminkan kepercayaan pasar terhadap prospek fundamental dan arah bisnis DADA. Jika keluar dari daftar FCA, saham ini diperkirakan kembali bergerak bebas tanpa batasan ketat, yang bisa memicu lonjakan lebih tinggi lagi.
Pasar juga diramaikan oleh rumor besar soal masuknya investor global. DADA disebut menjadi target akuisisi raksasa manajer investasi asal Amerika Serikat, The Vanguard Group. Dua konglomerasi properti asal Jepang juga dikabarkan siap menanam modal lewat DADA untuk ekspansi ke pasar Indonesia.
“Dengan kombinasi fundamental yang solid, momentum teknikal yang kuat, dan potensi masuknya investor global, harga DADA belum menyentuh langitnya,” ujar Devlin.
Devlin menutup pernyataannya dengan optimisme tinggi. “Ibarat layang-layang yang selama ini ditahan talinya, ketika dilepaskan, ia akan terbang jauh lebih tinggi. Genggam erat saham ini, karena yang akan terjadi bisa jadi salah satu reli paling fenomenal dalam sejarah pasar modal Indonesia,” ujarnya.