STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja memperkenalkan lima saham sebagai underlying asset dalam produk derivatif terbaru, Single Stock Futures (SSF). Kelima saham tersebut adalah BBCA, BBRI, MDKA, TLKM, dan ASII. Namun, tidak menutup kemungkinan BEI akan menambah lebih banyak saham ke dalam daftar ini di masa mendatang.
Menurut Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan BEI, pemilihan saham sebagai underlying SSF didasarkan pada beberapa kriteria ketat. “Kita pilih kriteria underlying yang memiliki likuiditas yang cukup aktif, market cap yang baik, dan fundamental yang kuat. Saham-saham yang bisa dijadikan underlying SSF umumnya adalah saham-saham yang masuk dalam konstituen indeks LQ45,” ungkap Jeffrey, di Jakarta, Kamis (22/8/2024).
Saat ini, populasi saham yang bisa dijadikan underlying SSF adalah LQ45. Tahun ini, BEI baru meluncurkan lima saham sebagai underlying. “Tahun depan, kita akan melihat pergerakan harga sahamnya, volatilitas, likuiditas, dan market cap untuk menambah saham-saham lainnya. Setiap tahun, kita akan terus menambah underlying dalam SSF,” tambahnya.
Pier Ridge Yose, Kepala Unit Derivatif BEI, menjelaskan bahwa saham-saham baru yang akan diterbitkan sebagai underlying SSF sudah dipilih untuk tahun depan. “Likuiditas tinggi menjadi prioritas utama. Selain itu, volatilitas juga penting karena SSF dirancang untuk transaksi dua arah. Ketika naik, kita bisa long, pasang posisi beli. Ketika turun, kita bisa short,” jelas Pier.
Menurut Pier, volatilitas yang tinggi, yang ditandai dengan pergerakan harga naik dan turun yang cukup lebar, menjadi salah satu faktor potensial dalam memilih underlying SSF. Selain itu, keterkaitan antara produk SSF dengan produk lain, seperti structure warrant, juga menjadi pertimbangan. “Investor bisa mengkombinasikan transaksi mereka antara saham, SSF, dan structure warrant untuk strategi investasi yang lebih optimal,” tambah Pier.
Firza Rizki Putra, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI, menegaskan bahwa BEI terbuka untuk menambah produk futures dengan underlying lain di masa depan. “Saat ini, underlying SSF masih dari LQ45, tetapi sangat mungkin kita tambahkan indeks lain, atau bahkan indeks dari luar negeri. Kami ingin seluruh investor di pasar modal Indonesia mendapatkan potensi keuntungan dari berbagai macam exposure,” ujar Firza.
BEI berencana meluncurkan secara resmi Single Stock Futures (SSF) pada bulan September 2024. Sebelumnya, BEI telah melakukan soft launching produk derivatif terbaru ini bertepatan dengan peringatan HUT ke-47 Pasar Modal Indonesia pada Senin (12/8/2024).