STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan tujuh saham sekaligus pada sesi I tanggal 2 September 2025. Langkah ini dilakukan setelah harga saham-saham tersebut mengalami kenaikan kumulatif yang signifikan.
Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI, Pande Made Kusuma Ari A., menegaskan penghentian sementara bertujuan melindungi investor.
Saham yang disuspensi antara lain PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN), PT Leyand International Tbk (LAPD), PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC), PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO), PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA), PT Sumber Mas Konstruksi Tbk (SMKM), dan PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA).
“Penghentian sementara perdagangan dilakukan agar pelaku pasar memiliki waktu yang memadai untuk mempertimbangkan keputusan investasinya berdasarkan informasi yang ada,” ujar Pande dalam keterbukaan informasi di laman bursa, dikutip Selasa 92/9/2025).
Penghentian berlaku di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sampai pengumuman lebih lanjut. BEI meminta investor dan pihak berkepentingan selalu memantau keterbukaan informasi dari masing-masing perusahaan.
Pnghentian ini dilakukan sebagai perlindungan investor akibat lonjakan harga kumulatif. Ketujuh saham tersebut disuspensi untuk memberi waktu cooling down, agar keputusan investasi bisa lebih matang. BEI menilai penghentian sementara diperlukan untuk mengendalikan risiko volatilitas bagi investor.
“Para pihak yang berkepentingan diharapkan selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perusahaan tercatat sebelum mengambil keputusan investasi,” imbuh Pande.
Harga Saham
Pada perdagangan Senin, 1 September 2025, harga saham PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) meroket. Harga terakhir tercatat Rp3.850 per saham, naik Rp770 atau 25% dari penutupan sebelumnya Rp3.080 pada 29 Agustus 2025. Saham PGUN dibuka pada Rp3.850, bergerak di kisaran tertinggi Rp3.850 dan terendah Rp3.080. Volume perdagangan mencapai 1.230.600 saham. Kapitalisasi pasar perusahaan kini menyentuh Rp22,09 triliun. Sepanjang tahun, saham PGUN sempat berada di level terendah Rp424 pada 2 Januari 2025.
PT Leyand International Tbk (LAPD) juga mencatat kenaikan signifikan. Harga saham naik Rp10 atau 9,26% menjadi Rp118 per saham dari penutupan sebelumnya Rp108. Perdagangan dibuka dan ditutup di Rp118, dengan volume mencapai 7.401.600 saham. Sepanjang tahun, saham LAPD bergerak di kisaran Rp9 hingga Rp118 per saham. Kapitalisasi pasar perusahaan kini mencapai Rp468 miliar.
Saham PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC) naik Rp17 atau 9,55%, menjadi Rp195 per lembar. Saham dibuka pada Rp195, bergerak di kisaran tertinggi Rp195 dan terendah Rp193, dengan volume perdagangan 2.984.800 saham. Sepanjang tahun, harga saham FLMC bergerak antara Rp29 hingga Rp195, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp152,34 miliar.
PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) juga mencatat lonjakan harga signifikan. Saham naik Rp560 atau 14,07% menjadi Rp4.540 per lembar. Saham dibuka di Rp3.970, menyentuh harga tertinggi Rp4.900 dan terendah Rp3.970. Volume perdagangan tercatat 157.200 saham. Sejak awal tahun, harga saham MPRO bergerak antara Rp1.975 hingga Rp4.540. Kapitalisasi pasar perusahaan mencapai Rp45,14 triliun.
PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA) mengalami kenaikan Rp105 atau 13,29%, menjadi Rp895 per saham. Saham dibuka di Rp705, menyentuh harga tertinggi Rp975 dan terendah Rp675, dengan volume perdagangan 17.869.400 saham. Sepanjang tahun, harga saham PBSA bergerak di kisaran Rp322 hingga Rp895. Kapitalisasi pasar perusahaan mencapai Rp2,685 triliun.
PT Sumber Mas Konstruksi Tbk (SMKM) juga melesat Rp14 atau 9,93% menjadi Rp155 per saham. Saham dibuka di Rp141, tertinggi Rp155, terendah Rp127, dengan volume perdagangan 82.622.400 saham. Harga tahunan saham SMKM bergerak antara Rp43 hingga Rp155, dengan kapitalisasi pasar Rp194,215 miliar.
PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) mencatat kenaikan signifikan Rp20 atau 13,07% menjadi Rp173 per saham. Saham dibuka di Rp142, bergerak di kisaran tertinggi Rp193 dan terendah Rp137, dengan volume perdagangan mencapai 646,6 juta saham. Sepanjang tahun, harga saham PIPA bergerak antara Rp12 hingga Rp173. Kapitalisasi pasar perusahaan kini mencapai Rp592,7 miliar.