STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menegaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu terus ditingkatkan agar sesuai kapasitas perekonomian nasional. Perry menyampaikan hal itu usai Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang digelar 16-17 September 2025 di Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Ia menjelaskan konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2025 masih belum kuat. Kondisi ini dipengaruhi oleh menurunnya ekspektasi konsumen, terutama kelompok menengah ke bawah, serta terbatasnya ketersediaan lapangan kerja.
Dari sisi investasi, Perry menilai penguatan harus dilakukan lewat percepatan realisasi berbagai program prioritas Pemerintah. Salah satunya pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di berbagai daerah.
Sementara itu, ekspor diperkirakan akan lebih baik. Kenaikan ekspor produk pertanian dan manufaktur, khususnya minyak kelapa sawit (CPO) ke India, didorong penurunan bea impor.
Perry menegaskan Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dengan kebijakan stimulus fiskal dan sektor riil Pemerintah. “Bank Indonesia akan memperkuat sinergi dengan kebijakan stimulus fiskal dan sektor riil Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas perekonomian,” ujarnya.
Dari sisi fiskal, belanja Pemerintah diprakirakan meningkat di semester II 2025. Kenaikan ini sejalan dengan implementasi proyek prioritas di sektor ketahanan pangan, energi, pertahanan dan keamanan, serta Paket Kebijakan Ekonomi Pemerintah 2025.
Bank Indonesia juga memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran. Langkah ini dilakukan melalui penurunan suku bunga, pelonggaran likuiditas, peningkatan insentif makroprudensial, serta percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan.
Dengan penguatan sinergi kebijakan antara Bank Indonesia dan Pemerintah, Perry optimistis pertumbuhan ekonomi semester II 2025 akan lebih baik. Ia memperkirakan pertumbuhan sepanjang tahun 2025 akan berada di atas titik tengah kisaran 4,6–5,4%.