STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) memasang target optimistis menyambut tahun 2026. Emiten manufaktur beton ini membidik pertumbuhan nilai kontrak baru (NKB) hingga 20%. Selain itu, perseroan juga menargetkan pendapatan usaha menembus angka Rp2,1 triliun pada tahun depan.
Rencana strategis ini disampaikan manajemen dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (10/12/2025). Sekretaris Perusahaan WSBP, Fandy Dewanto, menjelaskan proyeksi pertumbuhan tersebut. Pihaknya tetap optimis meski ada pergeseran fokus anggaran pemerintah.
“Untuk target nilai kontrak baru di WSBP di 2026, kami masih memproyeksikan pertumbuhan yang moderat ya. Karena mengingat fokus anggaran saat ini memang ada pergeseran dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Jadi memang nilai kontrak yang kami targetkan diharapkan bisa tumbuh sekitar 15% sampai 20% dari prognosa kontrak di akhir tahun 2025 ini. Jadi memang pertumbuhannya sekitar 15% sampai 20%,” ujar Fandy.
Dari sisi kinerja keuangan, Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & Legal WSBP, Fathul Anwar, memaparkan target pendapatan. Angkanya dipatok lebih tinggi dibandingkan proyeksi capaian tahun ini.
“Kami proyeksikan di akhir 2025 ini akan membukukan pendapatan kurang lebih di Rp1,5 triliun ya. Kemudian untuk bottom line kami proyeksikan sih masih masih negatif di akhir tahun ini. Dan juga posisi ekuitas kita masih negatif, Kemudian untuk tahun depan kita targetkan pendapatan itu di Rp2,1 triliun. Posisi bottom line juga masih negatif kita proyeksikan dan ekuitas juga masih negatif di 2026,” jelas Fathul.
Untuk mencapai target tersebut, WSBP telah memetakan sejumlah proyek incaran. Sektor infrastruktur konektivitas masih menjadi primadona. Selain itu, proyek penanggulangan banjir Jakarta dan infrastruktur pendidikan juga masuk dalam radar perusahaan.
“Lalu kalau dari proyek apa saja, kami masih menargetkan proyek-proyek dari infrastruktur konektivitas dari jalan tol. Lalu juga dari ada beberapa proyek infrastruktur kereta api LRT maupun MRT. Lalu juga pembangunan dari Giant Sea Wall yang kami juga sudah sebenarnya sudah ikut berpartisipasi di NCICD Jakarta. Lalu dari infrastruktur pendidikan, kami mengharapkan masih ada lanjutan proyek-proyek dari sekolah rakyat dan juga bangunan pendidikan yang lain. Dan juga proyek-proyek dari pemerintah yang lain ya dari Kementerian PU maupun kementerian teknis yang lain,” tambah Fandy.
Peluang besar juga datang dari pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Saat ini, WSBP tengah mengelola proyek di IKN dengan nilai kontrak sekitar Rp191 miliar. Proyek tersebut meliputi pembangunan jalan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Manajemen kini tengah membidik peluang suplai material untuk gedung-gedung pemerintahan baru di IKN.
“Saat ini yang sedang dikerjakan oleh WSBP di IKN tadi yang di area penjualan 4, itu sekitar nilai kontraknya adalah Rp191 miliar. Lalu yang dikelola proyeknya ini ada beberapa di pembangunan jalan dalam KIPP dan juga proyek pembangunan IPAL paket 1 2 3 di KIPP. Kemarin baru ada tanda tangan kontrak untuk di beberapa kontraktor BUMN untuk proyek pembangunan dari paket-paket pembangunan gedung legislatif dan juga yudikatif. Saat ini memang WSBP sedang berproses untuk melakukan penawaran-penawaran produk precast maupun readymix ke proyek-proyek tersebut,” ungkap Fandy.
Sebagai pondasi menuju 2026, kinerja operasional WSBP sepanjang 2025 terbilang solid. Direktur Operasi WSBP, Itung Prasaja, mengungkapkan capaian kontrak baru hingga November 2025 telah mencapai Rp1,36 triliun.
“Lini bisnis beton precast masih memiliki nilai kontrak baru tertinggi yaitu 41%. Kemudian diikuti dengan lini bisnis konstruksi yaitu sebesar 35%. WSBP terus berupaya berkontribusi pada pembangunan lewat lini bisnis utamanya yaitu beton precast, beton readymix, jasa konstruksi, dan sewa alat,” kata Itung.
Menariknya, mayoritas kontrak baru tersebut berasal dari pasar eksternal. Sekitar 74,88% atau senilai Rp1,017 triliun didapat dari pelanggan BUMN, pemerintah, dan swasta. Sisanya, sebesar 25,12% atau Rp341 miliar berasal dari internal Grup Waskita.
Itung merinci ragam proyek yang didapatkan tahun ini. Portofolio proyek WSBP semakin bervariasi dari jalan tol hingga fasilitas pendidikan.
“Untuk WSBP berkontribusi untuk berbagai macam proyek di Indonesia ya. Ini mulai dari proyek jalan dan jalan tol, gedung, sekolah, pengaman pantai, NCICD ya, hingga bendungan. Proyek yang didapat WSBP di tahun 2025 adalah pembangunan sekolah rakyat di Provinsi Sulawesi Selatan 1, proyek pembangunan jalan tol Trans Sumatera, proyek LRT Velodrome Manggarai, proyek UCC LNG Tangguh, dan pembangunan gedung kuliah jurusan kesehatan Politeknik Negeri Madura,” paparnya.
Hingga November 2025, total Nilai Kontrak Dikelola (NKD) WSBP mencapai Rp2,12 triliun. Area Penjualan 1 (Sumatera dan sekitarnya) memberikan kontribusi terbesar senilai Rp738 miliar. Proyek utamanya termasuk Jalan Tol Palembang-Betung.
Sementara itu, Area Penjualan 2 (Jabodetabek dan Jabar) mengelola kontrak Rp597 miliar. Di sini, WSBP mengerjakan suplai untuk LRT Jakarta Fase 1B dan Tol Bocimi.
Sepanjang tahun ini, WSBP juga berhasil merampungkan lima proyek besar. Proyek tersebut meliputi Kantor Gubernur Papua Selatan, Gedung Financial Center PIK 2, Marunda Expansion Phase 3, Tzu Chi School Extension PIK 2, dan Hotel Patra Surabaya.
Dari sisi produk, Spun Pile dan Beton Readymix menjadi produk paling laris selama 2025. Produk unggulan lainnya seperti PC-I Girder, CCSP, dan Full Slab juga mencatatkan permintaan tinggi.
