Rabu, September 24, 2025
26.7 C
Jakarta

BNI Catat Laba Bersih Rp5,4 Triliun, Kredit dan Tabungan Naik 10% di Kuartal I-2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI berhasil mencatatkan pertumbuhan yang solid di kuartal I-2025. Kredit dan tabungan masing-masing tumbuh 10,1% dan 10,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pencapaian ini menunjukkan ketahanan BNI dalam mengelola likuiditas dan menyeimbangkan pertumbuhan dengan mitigasi risiko.

Direktur Finance & Strategy BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena, mengungkapkan meskipun menghadapi dinamika dan tantangan ketidakpastian global, perusahaan berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang solid dengan pertumbuhan bisnis yang berhati-hati. “Pencapaian kinerja keuangan BNI pada Kuartal I-2025 mencerminkan pertumbuhan kredit yang sehat serta keberhasilan transformasi digital yang turut mendukung peningkatan tabungan,” kata Paolo di Jakarta, Senin (28/4/2025).

Hingga Maret 2025, total penyaluran kredit BNI mencapai Rp765,47 triliun. Pertumbuhan terbesar berasal dari segmen korporasi yang tumbuh 16% YoY menjadi Rp433,4 triliun. Pembiayaan ke sektor swasta dan institusi tercatat naik 17% menjadi Rp317,1 triliun, sementara kredit ke BUMN meningkat 13,3% menjadi Rp116,3 triliun.

Segmen konsumer menyumbang kontribusi terbesar kedua dengan pertumbuhan 13% YoY menjadi Rp144,9 triliun. Pertumbuhan tertinggi berasal dari pinjaman personal yang meningkat 13,7%, sementara kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh 12,5% YoY.

Di segmen menengah, kredit komersial mengalami kenaikan 2,6% YoY. Sedangkan segmen kecil mencatatkan pertumbuhan pembiayaan non-Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar 6,1% YoY. Secara keseluruhan, komposisi kredit BNI didominasi oleh segmen korporasi sebanyak 56,6% dari total pembiayaan.

Dari sisi kualitas aset, rasio non-performing loan (NPL) terjaga di level 2%, dan loan at risk turun menjadi 10,9% dari 13,3% pada kuartal I-2024. Perbaikan kualitas ini juga mengarah pada penghematan beban pencadangan yang dibentuk, dengan credit cost turun dari 1% menjadi 0,9%, sesuai dengan target BNI tahun ini.

Pertumbuhan yang sehat pada kredit juga didukung oleh dana pihak ketiga (DPK) yang meningkat 5% YoY menjadi Rp819,6 triliun. Pertumbuhan tertinggi datang dari dana murah (Current Account Saving Account/CASA), yang naik 6,3%, terutama pada produk tabungan yang tumbuh 10,2% YoY menjadi Rp257,8 triliun. “Keberhasilan digitalisasi dengan hadirnya aplikasi wondr by BNI dan BNIdirect telah berkontribusi terhadap peningkatan CASA, sehingga rasio dana murah meningkat menjadi 70,5% terhadap total DPK,” ujar Paolo.

Kenaikan kualitas kredit dan DPK ini berhasil mendorong kenaikan net interest income (NII) sebesar 4,7% YoY menjadi Rp9,8 triliun. Dengan begitu, pendapatan operasional BNI naik 2,8% menjadi Rp15,25 triliun, dan laba bersih tercatat meningkat menjadi Rp5,4 triliun.

Aplikasi Wondr by BNI Catat Peningkatan Transaksi Signifikan

Di tengah tantangan likuiditas yang masih terjadi pada kuartal I-2025, aplikasi wondr by BNI berhasil mencatatkan peningkatan signifikan dalam hal tabungan dan transaksi. Hingga Maret 2025, jumlah pengguna aplikasi ini mencapai 6,8 juta orang. Total transaksi yang tercatat mencapai 218 juta transaksi dengan nilai sebesar Rp212 triliun sejak peluncuran pertama kali pada 5 Juli 2024.

BNI mencatat adanya peningkatan transaksi melalui seluruh kanal mobile banking sebesar 57,5% YoY (Year on Year), sementara total nilai transaksi tumbuh sebesar 31,1% YoY. Inovasi dalam fitur-fitur yang ada pada wondr by BNI turut mempercepat pertumbuhan transaksi hanya dalam waktu kurang dari satu tahun dengan teknologi global yang dimiliki.

Sejak Februari 2025, seluruh fitur BNI Mobile Banking telah bermigrasi ke wondr by BNI. Selain itu, aplikasi ini juga menambah beberapa fitur baru, seperti pengaturan cicilan kartu kredit, card to cash, manajemen keuangan pribadi yang lebih baik, laporan pajak, dan fitur gaya hidup yang memungkinkan pengguna membeli tiket Java Jazz Festival melalui wondr by BNI.

Pada segmen wholesale, BNIdirect—portal korporat terintegrasi yang telah diperkenalkan pada 9 Oktober 2024—mencatatkan pertumbuhan transaksi sebesar 33,2% YoY atau Rp2.374 triliun, dengan jumlah transaksi yang meningkat 16,4% YoY menjadi 337 juta transaksi.

Komitmen ESG BNI Terus Menguat

Hingga Maret 2025, BNI mencatatkan total sustainable portfolio atau pembiayaan kepada sektor bisnis yang memenuhi Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) sesuai aturan OJK sebesar Rp182,4 triliun, yang setara dengan 24,3% dari total portofolio kredit BNI. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp110,2 triliun disalurkan untuk program pembiayaan dan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), sedangkan Rp72,2 triliun berupa green loan.

Direktur Risk Management BNI, David Pirzada, menyampaikan bahwa dalam empat tahun terakhir, BNI telah membuktikan kenaikan kuat dalam portfolio green loan dengan CAGR (Compound Annual Growth Rate) sebesar 23,5%. Untuk mendukung transisi usaha debitur, BNI terus mengembangkan pembiayaan melalui skema Sustainability Linked Loan (SLL), yang hingga kini telah mencapai total penyaluran sebesar Rp6 triliun ke berbagai sektor, seperti peternakan, pengolahan hasil pangan, manufaktur besi, semen, produk batu bara, serta industri barang plastik.

Sebagai bagian dari komitmennya terhadap keberlanjutan, BNI juga konsisten mendorong pertumbuhan UMKM melalui program pemberdayaan berbasis lingkungan. Pada 2025, BNI memperkuat Program BUMI (BNI UMKM Ramah Lingkungan) dengan memberikan insentif serta dukungan seperti pelatihan, business matching, dan sertifikasi lingkungan. Melalui program ini, BNI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp13,9 miliar kepada 40 UMKM di sektor industri kerajinan hingga Maret 2025.

Di sisi operasional, BNI terus melakukan perbaikan dalam pengelolaan limbah dengan mengadopsi prinsip zero waste to landfill. Program ini juga dilengkapi dengan inisiatif menumbuhkan green lifestyle dalam budaya perusahaan serta efisiensi energi yang diterapkan di seluruh kantor operasional BNI.

“Seluruh program ini diharapkan dapat memperkuat kontribusi BNI dalam menekan emisi dan mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) untuk operasional pada tahun 2028 dan pembiayaan pada tahun 2060,” tutup David.

Artikel Terkait

BSI Catat DPK Rp323 Triliun di Semester I 2025, Naik 8,83% Ditopang Dua Faktor Ini

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Direktur Finance and Strategy PT Bank...

Laba Emiten Jasa Pengurusan Transportasi (LOPI) Melonjak 654% di Semester I 2025, Ini Penopangnya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Logistics Plus International Tbk (LOPI)...

Bisnis Emas dan Haji Menjadi Mesin Utama Pertumbuhan Kinerja BSI di Triwulan II 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru