STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menunjukkan komitmennya dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau lewat pembiayaan berkelanjutan.
Hingga April 2025, total pembiayaan berkelanjutan yang telah disalurkan BNI mencapai Rp182,2 triliun. Jumlah ini setara dengan 24% dari total kredit yang diberikan BNI.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo menjelaskan, dari angka tersebut, Rp72,8 triliun dialokasikan khusus untuk pembiayaan hijau.
“Pembiayaan berkelanjutan menjadi strategi BNI untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang selaras dengan prinsip keberlanjutan. Dinamika perubahan iklim juga mendorong sektor perbankan untuk berperan aktif dalam pembiayaan yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” ujar Okki dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (10/6/2025).
BNI tidak hanya menyalurkan dana, tetapi juga memperkuat prinsip keberlanjutan dalam seluruh proses bisnisnya. Termasuk dalam menyalurkan kredit ke sektor-sektor yang memberikan dampak positif terhadap lingkungan.
Sebagai mitra strategis, BNI aktif mendorong transisi berkelanjutan melalui layanan pendampingan dan pembiayaan berbasis Sustainability Linked Loans (SLL).
Total pembiayaan SLL yang telah disalurkan BNI mencapai Rp6,0 triliun. Dana ini diberikan kepada berbagai sektor, seperti agrifood, manufaktur semen, baja, produk batubara, dan kemasan. Tujuannya untuk mendorong peningkatan kinerja keberlanjutan para pelaku industri.
BNI juga menerapkan Risk Acceptance Criteria (RAC) yang mencakup mitigasi risiko perubahan iklim. Kriteria ini berisi syarat minimum yang harus dipenuhi calon debitur dari sektor yang berisiko tinggi terhadap lingkungan.
Syarat tersebut antara lain sertifikasi RSPO/ISPO, penerapan kebijakan No Deforestation, No Peat, and No Exploitation (NDPE), serta kepemilikan dokumen AMDAL, UPL/UKL, atau PROPER yang sesuai dengan sektor usahanya.
Pembiayaan ke sektor-sektor dengan emisi tinggi juga dilakukan secara selektif. BNI mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST) serta rencana transisi energi yang jelas dari debitur.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen BNI dalam mendorong pembiayaan yang bertanggung jawab serta mendukung transformasi menuju ekonomi rendah karbon.
Tekanan dari pasar dan regulator agar pelaku bisnis lebih peduli pada isu lingkungan dan sosial, dijawab BNI dengan mengintegrasikan prinsip ESG dalam seluruh proses bisnisnya.
“BNI optimistis dapat mendorong transformasi menuju sistem keuangan hijau. Dengan pembiayaan berkelanjutan dan penerapan prinsip ESG, BNI berupaya mewariskan lingkungan sehat untuk generasi mendatang,” tegas Okki.