STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN terus menunjukkan komitmennya sebagai bank yang peduli terhadap sektor informal dalam mewujudkan impian memiliki rumah. Dalam lima tahun terakhir, BTN telah berhasil menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ke sektor informal sebanyak sekitar 133.000 unit atau senilai sekitar Rp22 triliun.
Jika merujuk data sejak BTN pertama kali dipercaya sebagai bank penyalur KPR pada Desember 1976, atau 47 tahun yang lalu, jumlahnya bahkan lebih besar lagi. Sejak 47 tahun lalu, perseroan telah berhasil menyalurkan sekitar 410.000 unit KPR ke sektor informal, senilai sekitar Rp52 triliun.
Adapun dalam lima tahun terakhir, sektor informal menjadi fokus BTN. “Kami telah menyalurkan pembiayaan perumahan kepada driver ojek online, pedagang pasar, marbot masjid istiqlal, tukang cukur garut, guru honorer di daerah Kendal, dan sektor informal lainnya,” ujar Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu, dalam keterangan resmi, dikutip Senin (5/2/2024).
Menurut Nixon, sektor pekerja informal dinilai memiliki potensi besar sebagai segmen bisnis jasa layanan perbankan. Tantangan utama yang dihadapi adalah masih banyaknya pekerja informal yang belum mengakses layanan keuangan. Untuk mengatasi hal ini, BTN bersama pemerintah dan BP Tapera terus berkolaborasi.
Salah satu langkah kolaboratif yang diambil adalah peluncuran produk Tabungan BTN Rumah Tapera yang menyasar kalangan pekerja informal melalui skema KPR berskema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Nixon menjelaskan, “Tabungan BTN Rumah Tapera ini dapat menjadi solusi bagi pekerja informal untuk mendapatkan fasilitas FLPP.”
Nixon menegaskan perlunya mengubah asumsi bahwa sektor informal memiliki risiko tinggi sehingga sulit untuk mendapatkan KPR. Dia menyatakan bahwa sektor perumahan, khususnya pada segmen perumahan sederhana, memberikan dampak multiplier yang signifikan. Ada sekitar 185 sub-sektor pendukung perumahan yang turut berkontribusi dalam ekosistem pengembangan perumahan. “Kemudian rumah sederhana juga memakai 90% produk lokal untuk membangun satu unit rumah,” katanya.
Dari sisi tenaga kerja, lanjut dia, sektor perumahan juga memberikan peluang untuk mengembangkan lapangan kerja di Indonesia. Ini karena rata-rata setiap 1 rumah membutuhkan 5 tenaga kerja. “Artinya kalau ada 100.000 unit rumah yang dibangun maka diperlukan tenaga kerja sebanyak 500.000 orang.,” tambahnya.
Melalui upaya ini, BTN tidak hanya membantu masyarakat sektor informal memiliki rumah layak huni, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan sektor perumahan.