Senin, November 3, 2025
30.2 C
Jakarta

Bukit Asam (PTBA) Bukukan Laba Rp1,4 Triliun per September 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih sebesar Rp1,4 triliun dan EBITDA sebesar Rp3,6 triliun, dengan EBITDA margin di angka 11%. Ini seiring dengan kinerja operasional yang solid dengan pertumbuhan produksi secara YoY sebesar 9% yang juga diikuti dengan kenaikan realisasi penjualan sebesar 8%.

Meskipun secara operasional kinerja meningkat, namun harga jual rata-rata (ASP) tercatat menurun 6% seiring dengan harga batu bara yang terus menurun dimana NCI tercatat menurun 22% dan ICI-3 turun hingga 16% YoY.

Terkait dengan ketercapaian belanja modal, sampai dengan kuartal III–2025 sudah terealisasi sebesar 41% dari target tahunan atau telah terealisasi sebesar Rp3 triliun. Hal itu dikemukakan Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail.

Arsal mengatakan, di tengah tekanan harga batu bara global yang masih menurun sepanjang 2025, PTBA berhasil mempertahankan kinerja operasional yang solid serta menjaga profitabilitas melalui peningkatan efisiensi biaya dan optimalisasi portofolio pasar domestik. Hal ini tercermin dari pertumbuhan volume produksi dan penjualan yang tetap positif, serta realisasi capex yang mendukung keberlanjutan operasi dan proyek logistik strategis.

“PTBA membukukan pendapatan sebesar Rp31,33 triliun sampai dengan akhir September 2025, naik 2% secara YoY dari Rp30,65 triliun,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (30/10/2025).

Meskipun volume penjualan tercatat meningkat 8% YoY, namun pelemahan harga batu bara, baik Newcastle Index yang turun 22% YoY dan ICI-3 yang turun 16% YoY, berimbas pada pelemahan harga jual rata-rata yang tercatat turun 6% YoY.

Adapun untuk porsi penjualan sampai dengan akhir September 2025 ini, penjualan domestik tercatat sebesar 56%, sedangkan sisanya 44% merupakan ekspor. Pada periode ini, lima negara tujuan ekspor terbesar ditempati oleh Bangladesh, India, Filipina, Vietnam, dan Korea Selatan.

Beban pokok pendapatan dan beban operasional beban pokok pendapatan terealisasi sebesar Rp27,8 Triliun, atau naik sebesar 11% secara YoY. Kenaikan ini seiring dengan peningkatan volume operasional, baik produksi batu bara yang naik 9% YoY maupun angkutan yang juga naik 8% YoY, meskipun dari sisi stripping ratio tercatat lebih rendah di angka 5,98x dari pada periode yang sama tahun sebelumnya di angka 6,02x.

Selain itu, pencabutan subsidi komponen FAME pada Biodiesel serta kewajiban untuk menggunakan B40 juga berdampak pada peningkatan harga BBM/liter (+8% YoY), yang otomatis berdampak pada peningkatan biaya bahan bakar yang digunakan oleh Perusahaan, baik untuk kegiatan penambangan maupun angkutan kereta api.

Di samping itu, secara YoY, beban umum dan administrasi naik sebesar Rp52,4 miliar atau 4%, sedangkan untuk beban penjualan turun 1% atau sebesar Rp7,1 miliar. Penghasilan Keuangan, Biaya Keuangan, dan Bagian atas Laba Neto Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama Perusahaan membukukan penghasilan keuangan sebesar Rp157,6 miliar, atau turun 14% YoY.

Biaya keuangan tercatat Rp247,9 miliar atau naik 23% YoY seiring dengan peningkatan pinjaman bank. Adapun bagian atas laba neto entitas asosiasi dan ventura bersama tercatat Rp333,1 miliar atau naik 14% YoY. Perusahaan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,4 triliun.

Sementara itu, total aset pada akhir September 2025 tercatat sebesar Rp42,8 triliun atau naik 3% dibandingkan akhir tahun 2024 yang tercatat sebesar Rp41,8 triliun dengan saldo kas dan setara kas sebesar Rp4 triliun atau turun 3% dibandingkan dengan akhir tahun 2024 yang tercatat sebesar Rp4,1 triliun.

Total liabilitas dan ekuitas total liabilitas pada akhir September 2025 tercatat naik dari posisi pada akhir Desember 2024 sebesar Rp19,1 triliun, naik menjadi Rp22,1 triliun. Sedangkan ekuitas tercatat menurun dari posisi akhir Desember 2024 sebesar Rp22,6 triliun menjadi Rp20,8 triliun pada akhir September 2025. Sehingga secara total liabilitas dan ekuitas tercatat sebesar Rp42,8 triliun atau naik 3% dari posisi di akhir Desember 2024 yang tercatat sebesar Rp41,8 triliun.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Kuartal III 2025, MNC Tourism (KPIG) Cetak Laba Rp612,07 Miliar, Tumbuh 10,71%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) — PT MNC Tourism Indonesia Tbk (KPIG] mencatatkan...

VENTENY Kantongi Pendanaan US$5,5 Juta untuk Dukung Pemberdayaan Perempuan dan UMKM di Indonesia

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT VENTENY Fortuna International Tbk (VTNY)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru