STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia mengalami pergerakan yang bervariasi pada penutupan perdagangan hari Jumat sore (15/11/2024) waktu setempat. Hal ini terjadi setelah Wall Street mengalami penurunan. Investor fokus mencerna data ekonomi terbaru dari China dan Jepang. Selain itu, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh komentar hawkish dari Jerome Powell, Ketua Federal Reserve AS, yang menyatakan bahwa bank sentral AS tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga.
Mengutip CNBC International, di China, data ekonomi menunjukkan hasil yang campuran. Penjualan retail pada Oktober naik lebih tinggi dari yang diperkirakan. Namun, data produksi industri dan investasi gagal memenuhi ekspektasi pasar. Tingkat pengangguran di kota-kota besar China turun menjadi 5% pada Oktober, lebih rendah dibandingkan 5,1% pada September.
Sementara itu, di Jepang, Produk Domestik Bruto (PDB) untuk kuartal ketiga tumbuh 0,3% dibandingkan tahun lalu. Ini mengakhiri dua kuartal berturut-turut dengan penurunan. Secara kuartalan, PDB Jepang juga naik 0,2%, sesuai dengan perkiraan para ekonom.
Pergerakan saham di Asia pun bervariasi. Indeks Hang Seng Hong Kong hanya naik tipis 0,04%, sementara indeks Shanghai di China turun 1,45%. Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,28% setelah data PDB diumumkan. Indeks Topix yang lebih luas juga mencatatkan kenaikan 0,39%.
Di Korea Selatan, meskipun saham Samsung Electronics melonjak 7,21%, indeks Kospi berakhir sedikit melemah 0,08%. Sebaliknya, indeks Kosdaq yang lebih berfokus pada saham-saham kecil justru mencatatkan kenaikan 0,57%.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 menguat 0,74%, menutup perdagangan di level 8.285,2.