Jumat, Desember 12, 2025
25.4 C
Jakarta

Bursa Asia Mayoritas Merah, Investor ‘Wait and See’ Putusan The Fed

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan Selasa (9/12/2025) waktu setempat. Para investor memilih menahan diri. Mereka sedang menunggu keputusan penting dari Federal Reserve (The Fed) di Amerika Serikat.

Mengutip CNBC International, Bank sentral AS itu diperkirakan bakal memangkas suku bunga lagi. Pasar memprediksi potongan sebesar 25 basis poin. Ini akan membawa suku bunga acuan ke kisaran 3,5% hingga 3,75% pada pertemuan terakhir tahun ini. Meski begitu, para ahli menilai The Fed akan lebih hati-hati melihat data ke depannya.

Stephen Kolano, Chief Investment Officer di Integrated Partners, memberikan pandangannya mengenai situasi ini.

“Saya tidak akan terkejut jika Jerome Powell bersikap seperti, ‘Kami sudah memangkas, dan sekarang kami berada di posisi di mana kami benar-benar perlu mengawasi data,’ dan dia akan berhenti tepat sebelum menjadi hawkish, karena kita telah melihat pelemahan di pasar tenaga kerja,” ujar Kolano.

Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin penurunan di kawasan ini. Indeks tersebut anjlok 1,29% ke level 25.434,23. Di Tiongkok daratan, indeks CSI 300 juga turun 0,51% dan berakhir di 4.598,22.

Namun, cerita berbeda datang dari Jepang. Indeks Nikkei 225 justru naik tipis 0,14% di tengah perdagangan yang fluktuatif. Indeks ini ditutup pada level 50.655,1.

Kenaikan sektor teknologi menahan kejatuhan lebih dalam di bursa Jepang. Saham Konica Minolta melonjak 5,72%. Sementara itu, produsen semikonduktor Disco Corp bertambah 4,66%.

Bursa Korea Selatan tak mampu bertahan di zona hijau. Indeks Kospi tergelincir 0,27% menjadi 4.143,55. Nasib serupa dialami pasar India. Indeks Nifty 50 turun 0,25% dan BSE Sensex melemah 0,27%.

Di Australia, Indeks S&P/ASX 200 turun 0,45% ke posisi 8.585,9. Penurunan terjadi setelah bank sentral negara itu memutuskan menahan suku bunga kebijakannya di level 3,6%. Keputusan ini sudah sesuai dengan ekspektasi pasar.

Bank Sentral Australia (RBA) memberikan pernyataan resmi usai keputusan tersebut.

“Data terkini menunjukkan risiko inflasi telah miring ke atas, tetapi akan memakan waktu sedikit lebih lama untuk menilai persistensi tekanan inflasi,” sebut pernyataan RBA.

Sentimen pasar juga dipengaruhi kabar dari AS. Presiden Donald Trump menyetujui penjualan chip Nvidia H200 ke Tiongkok. Syaratnya, pemerintah AS mendapatkan bagian yang cukup besar dari hasil penjualan tersebut.

Kabar ini sempat mengerek saham Nvidia naik 2,2% pada perdagangan di luar jam kerja. Namun, penutupan Wall Street sebelumnya memang kurang memuaskan. Indeks S&P 500 turun 0,35% dan Nasdaq melemah 0,14%.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Bursa Asia Melemah, Nikkei, Kospi, dan CSI 300 Cetak Penurunan Beruntun Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup melemah pada...

Wall Street Menguat, Dow Jones Naik Hampir 500 Poin Setelah The Fed Turunkan Suku Bunga

STOCKWATCH.ID (NEW YORK) – Bursa saham Amerika Serikat atau...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru