STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat pada perdagangan Kamis (16/10/2025) waktu setempat. Ini didorong lonjakan saham sektor makanan dan minuman serta kenaikan tajam saham Nordea Bank.
Mengutip CNBC International, indeks Stoxx Europe 600 yang berisi saham-saham utama di kawasan Eropa ditutup naik 0,69% ke level 571,66, dengan mayoritas bursa regional berada di zona hijau. Di Inggris, indeks FTSE 100 menguat 0,12% ke 9.436,09. DAX Jerman naik 0,38% ke 24.272,19, sedangkan CAC 40 Prancis melonjak 1,38% ke 8.188,59 setelah pemerintahan baru negara itu lolos dari mosi tidak percaya.
Kinerja positif juga terlihat di Italia dan Spanyol. Indeks FTSE MIB naik 1,12% ke 42.374,18, sementara IBEX 35 di Spanyol menguat 0,48% ke 15.645,80.
Saham-saham sektor makanan dan minuman menjadi motor penggerak utama. Indeks Stoxx Food & Beverage melonjak lebih dari 4% setelah Nestle mengumumkan pemangkasan besar-besaran jumlah karyawan. Saham Nestle melesat 9,3% usai mengonfirmasi penghapusan 12.000 posisi kerja dan rencana pengurangan tambahan 4.000 pekerjaan dalam dua tahun ke depan.
Dari Jerman, saham perusahaan ilmu hayati Sartorius naik 7,6% setelah melaporkan kenaikan pendapatan dan laba. Penjualan perusahaan itu naik 7,5% dalam sembilan bulan pertama tahun ini.
Kabar baik juga datang dari sektor perbankan. Saham Nordea Bank mencetak rekor tertinggi setelah naik 3,5% berkat pendapatan bunga pinjaman yang melampaui ekspektasi. Bank asal Finlandia ini mencatat pertumbuhan pinjaman hipotek dan korporasi masing-masing sebesar 6% secara tahunan. “Pertumbuhan pinjaman didorong oleh peningkatan bisnis di Swedia serta akuisisi baru di Norwegia,” kata manajemen Nordea Bank dalam keterangannya.
Di sisi lain, saham pemilik jaringan hotel Premier Inn, Whitbread, anjlok 10% setelah melaporkan penurunan laba dan pertumbuhan bisnis.
Dari sektor otomotif, BMW menyebut rantai pasoknya terdampak akibat penyitaan perusahaan semikonduktor asal China, Nexperia, oleh pemerintah Belanda. Meski demikian, saham BMW tetap naik 0,8%.
Dari Inggris, data terbaru menunjukkan ekonomi hanya tumbuh 0,1% pada Agustus, menurut laporan Kantor Statistik Nasional (ONS). Pertumbuhan yang tipis ini dikhawatirkan bisa menekan sentimen pasar ke depan.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah Inggris tenor 10 tahun turun ke 4,502%. Nilai tukar poundsterling menguat 0,2% terhadap dolar AS, diperdagangkan di sekitar US$1,34 per pound.
Dari Swiss, pemerintah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2026 menjadi 0,9% karena dampak tarif impor dari Amerika Serikat terhadap ekspor nasional.
Secara keseluruhan, pelaku pasar di Eropa cenderung optimistis menyusul penguatan saham-saham defensif dan rilis kinerja korporasi yang solid. Namun volatilitas tetap tinggi di tengah ketegangan perdagangan global dan kekhawatiran perlambatan ekonomi dunia.