Kamis, Agustus 7, 2025
27.7 C
Jakarta

Bursa Saham Asia Bergerak Campuran, Investor Cermati Data Ekonomi dan Hubungan AS-China

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik bervariasi pada penutupan perdagangan Jumat sore (23/5/2025) waktu setempat. Pergerakan pasar dipengaruhi oleh reaksi investor terhadap berbagai data ekonomi dari sejumlah negara di kawasan. Para pelaku pasar tampak mencermati kondisi terkini sebelum mengambil keputusan.

Mengutip CNBC International, di Jepang, pasar saham bergerak di zona hijau. Indeks Nikkei 225 naik 0,47% dan ditutup di level 37.160,47. Indeks Topix juga ikut menguat. Kenaikannya tercatat sebesar 0,68% ke posisi 2.735,52. Penguatan ini terjadi usai pemerintah Jepang merilis data inflasi. Pada April, inflasi inti tercatat 3,5%. Kenaikan harga beras jadi penyumbang utama lonjakan inflasi tersebut. Data ini ikut mendorong sentimen positif di pasar.

Dari Korea Selatan, indeks Kospi bergerak datar dan berakhir di 2.592,09. Sementara itu, indeks saham berkapitalisasi kecil Kosdaq turun 0,24% dan ditutup di level 715,98.

Australia juga mencatat penguatan. Indeks S&P/ASX 200 naik tipis 0,15% ke level 8.360,9. Di sisi lain, pasar saham di China dan Hong Kong cenderung stagnan. Indeks Hang Seng hanya naik 0,24% menjadi 23.601,26, sedangkan indeks Shanghai Composite melemah 0,94% ke posisi 3.348,37.

Investor juga memperhatikan perkembangan hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan China. Menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China, Wakil Menteri Luar Negeri Ma Zhaoxu dan Wakil Menteri Luar Negeri AS Christopher Landau sepakat untuk menjaga komunikasi antara kedua negara.

“Amerika Serikat dan China sepakat untuk mempertahankan komunikasi,” demikian bunyi pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri China pada Jumat.

Dari sisi data lainnya, pelaku pasar mencermati angka inflasi inti di Singapura yang naik 0,7% secara tahunan pada April. Angka ini lebih tinggi dibandingkan proyeksi analis Reuters sebesar 0,5%.

Investor juga menganalisis data indeks harga produsen (PPI) Korea Selatan untuk bulan April serta penjualan ritel kuartal I 2024 dari Selandia Baru.

Artikel Terkait

Wall Street Ditutup Menguat, Apple Jadi Pendorong Utama Pasar

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup menguat pada perdagangan hari...

Bursa Saham Swiss Melemah Saat Pejabat Negara Bertolak ke AS Bahas Tarif

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup bervariasi pada...

Bursa Asia Menguat Tipis Meski Diwarnai Ancaman Tarif Baru dari Trump

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru