Rabu, Agustus 6, 2025
33.2 C
Jakarta

Bursa Saham Asia Ditutup Melemah, China Tumbang, namun Korea Selatan Terus Meroket

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup melemah pada penutupan perdagangan hari Senin sore (6/1/2025) waktu setempat. Banyak investor yang masih mencerna data ekonomi dari sejumlah negara besar di kawasan ini. Indeks saham di China, Hong Kong, dan Jepang mengalami penurunan, sementara Korea Selatan terus menunjukkan kenaikan.

Mengutip CNBC International, indeks CSI 300 China turun 0,16% ke level 3.769, mencatatkan penurunan empat hari berturut-turut. Ini menjadi level terendah sejak 27 September 2024. Sementara itu, Hang Seng Hong Kong mengalami penurunan 0,48% di akhir perdagangan.

Meski data PMI sektor jasa China menunjukkan ekspansi tercepat sejak Mei 2024, pasar tetap merespons negatif. PMI sektor jasa China pada bulan Desember tercatat 52,2, jauh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Bahkan, bank sentral China mengumumkan kebijakan moneter yang lebih longgar untuk mendukung pertumbuhan pada 2025. Namun, PMI Hong Kong mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, menunjukkan bahwa sektor jasa di wilayah ini masih belum pulih signifikan.

Di India, sektor jasa mencatatkan pertumbuhan tercepat dalam empat bulan terakhir. PMI India pada bulan Desember tercatat 59,3, sedikit lebih tinggi dibandingkan 58,4 pada bulan November. Namun, angka ini sedikit lebih rendah dari perkiraan para analis yang mengharapkan angka 60,5.

Indeks Nikkei 225 Jepang mengalami penurunan terbesar di kawasan Asia, merosot 1,47% ke level 39.307,05. Penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya saham-saham sektor konsumer. Indeks Topix juga tertekan, turun 1,02% ke level 2.756,38.

Namun, di Korea Selatan, indeks Kospi berhasil menguat 1,91% ke level 2.488,64, dan indeks Kosdaq naik 1,73% ke level 717,96, mencatatkan level tertinggi sejak 11 November 2024. Meski demikian, ketidakpastian politik di negara ini tetap menjadi perhatian. Laporan tentang upaya penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol yang digulingkan pada Jumat lalu menambah ketegangan politik di negara tersebut.

Di Australia, S&P/ASX 200 hanya mencatatkan kenaikan tipis dan berakhir hampir flat di level 8.257,4. Di sisi lain, indeks CNBC 100 Asia menguat 0,46%, mencapai level 10.014,51.

Artikel Terkait

Wall Street Merah Lagi, Ancaman Tarif dan Data Ekonomi Tekan Pasar!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak ditutup melemah pada perdagangan...

Saham Chip Eropa Merosot Usai Trump Ancam Tarif Baru

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat tipis...

Bursa Asia Naik, Meski Trump Ancam Naikkan Tarif Impor India

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup menguat pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru