STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik kompak menguat pada penutupan perdagangan Rabu sore (20/5/2025) waktu setempat.
Mengutip CNBC International, di Jepang, indeks Nikkei 225 justru melemah 0,61% dan ditutup di level 37.298,98. Pelemahan ini terjadi setelah Negeri Sakura melaporkan penurunan ekspor untuk bulan kedua berturut-turut. Kinerja ekspor yang lesu turut ditekan oleh dampak tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Berbeda dengan Jepang, bursa saham Korea Selatan justru melaju. Indeks Kospi naik 0,91% dan berakhir di posisi 2.625,58. Sementara indeks saham berkapitalisasi kecil, Kosdaq, ikut terdongkrak 1,13% ke level 723,62.
Pasar saham Australia juga menguat. Indeks S&P/ASX 200 ditutup naik 0,52% ke posisi 8.386,8. Saham-saham sektor energi dan finansial mendukung kenaikan indeks utama tersebut.
Di Tiongkok, indeks CSI 300 naik 0,47% dan berakhir di posisi 3.916,38. Sementara itu, indeks acuan Shanghai Composite naik 0,21% ke level 3.387,57.
Bursa Hong Kong juga mencatatkan penguatan. Indeks Hang Seng naik 0,62% dan ditutup di level 23.827,78.
Sementara itu, indeks CNBC 100 Asia menguat 0,65% ke posisi 10.829,22. Indeks ini menjadi indikator sentimen positif investor di kawasan Asia-Pasifik secara keseluruhan.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia kembali memangkas suku bunga acuannya menjadi 5,5%. Pemangkasan ini dilakukan setelah sebelumnya BI menahan suku bunga di level 5,75% sejak Januari 2025, menyusul pemangkasan sebelumnya di bulan September 2024.
Menurut laporan HSBC, keputusan BI menurunkan suku bunga dilatarbelakangi oleh pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang melambat di kuartal pertama dan nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS. “Bank Indonesia telah memangkas suku bunga karena pertumbuhan kuartal pertama yang lambat dan pelemahan mata uang terhadap dolar AS,” tulis analis HSBC.
