Rabu, Agustus 6, 2025
33.2 C
Jakarta

Bursa Saham Asia Menguat, China Siapkan Stimulus Baru

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik mayoritas ditutup menguat pada akhir perdagangan Rabu sore (7/5/2025) waktu setempat. Penguatan ini terjadi setelah China mengumumkan rencana besar untuk memangkas suku bunga demi mendorong pertumbuhan ekonomi.

Mengutip CNBC International, bank sentral China bersama regulator keuangan menyatakan akan memangkas suku bunga acuan dan memperlonggar sejumlah kebijakan kredit. Langkah ini diambil untuk melawan kekhawatiran pasar atas ketegangan perdagangan global.

Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,5%, sedangkan indeks CSI 300 di China daratan menguat 0,61% ke level 3.831,63. Shanghai Composite juga naik 0,8% ke 3.342,67.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 justru turun tipis 0,14% dan ditutup di 36.779,66. Namun, indeks Topix naik 0,31% ke 2.696,16.

Pasar saham Korea Selatan ikut menguat. Indeks Kospi naik 0,55% menjadi 2.573,8, sementara Kosdaq melemah 0,13% ke 722,81.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,33% dan berakhir di 8.171,3.

Penguatan bursa Asia ini juga didorong oleh melemahnya dolar AS. Sejumlah investor global terlihat mulai mengurangi eksposur pada dolar dan memindahkan aset kembali ke pasar domestik.

“Kami melihat adanya pergeseran yang jelas dalam hubungan perdagangan normal dolar AS. Pelemahan korelasi ini menunjukkan investor mulai mengurangi eksposur terhadap USD dan merepatriasi modal ke pasar asal mereka,” ujar Peter Kinsella, Global Head of Forex Strategy di Union Bancaire Privée.

Ia juga menambahkan bahwa pergerakan sejumlah mata uang Asia mencerminkan tren ini. “Saya kira tren ini akan terus berlanjut,” katanya.

Selain itu, investor tengah memantau pertemuan antara pejabat AS dan China yang akan berlangsung pekan ini di Swiss. Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer dijadwalkan bertemu dengan pejabat China guna membahas isu perdagangan dan ekonomi.

Pertemuan ini dinilai penting dalam upaya meredakan ketegangan dagang antara kedua negara. Ketegangan kembali memanas setelah mantan Presiden Donald Trump menaikkan tarif atas barang China hingga 145% bulan lalu. China membalas dengan bea masuk tinggi untuk produk-produk dari AS.

Artikel Terkait

Wall Street Merah Lagi, Ancaman Tarif dan Data Ekonomi Tekan Pasar!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak ditutup melemah pada perdagangan...

Saham Chip Eropa Merosot Usai Trump Ancam Tarif Baru

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat tipis...

Bursa Asia Naik, Meski Trump Ancam Naikkan Tarif Impor India

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup menguat pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru