STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa melonjak tajam pada penutupan perdagangan Kamis (10/4/2025) waktu setempat. Peningkatan ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengubah sikap soal kebijakan tarifnya. Di tengah ketidakpastian yang masih menghantui Wall Street, indeks-indeks di Eropa justru bergerak naik tajam.
Mengutip CNBC International, indeks Stoxx 600, yang mencakup saham-saham di seluruh Eropa ditutup menguat 3,7%. Ini jadi sesi perdagangan terbaiknya dalam tiga tahun terakhir. Seluruh sektor saham kompak berada di zona hijau.
Saham sektor perbankan melonjak 5,15%, disusul sektor industri yang naik 4,9%, dan teknologi menguat 4,5%.
Padahal sehari sebelumnya, Stoxx 600 sempat ambles 3,5% ke posisi penutupan terendah sejak Januari 2024.
Pasar langsung merespons positif keputusan Trump yang menurunkan tarif impor dari sebagian besar mitra dagang AS menjadi 10% untuk jangka waktu 90 hari. Langkah ini bertolak belakang dengan pernyataan sebelumnya yang menyebut tarif tak akan dicabut.
Pengumuman tersebut sempat memicu reli besar di Wall Street. Indeks S&P 500 melesat lebih dari 9% dalam sehari, jadi kenaikan harian terbesar ketiganya sejak Perang Dunia II.
Namun, pada Kamis, pasar saham AS kembali merah. Kekhawatiran soal pertumbuhan ekonomi kembali membebani sentimen investor.
Meski begitu, ada sedikit angin segar dari pasar obligasi. Aksi jual pada surat utang AS mulai mereda. Dolar AS justru melemah terhadap euro. Mata uang euro melonjak 2,16% ke level US$1,119, tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.
Perubahan arah kebijakan Trump terjadi tepat pada hari tarif “timbal balik” mulai diberlakukan, yang menargetkan hampir 90 negara.
Namun, China tetap jadi sasaran utama. Trump menaikkan tarif terhadap produk asal China setelah negara itu menyatakan akan mengenakan tarif baru sebesar 84% atas impor dari AS.
Meskipun banyak media melaporkan tarif terhadap China berada di angka 125%, pejabat Gedung Putih mengonfirmasi kepada CNBC bahwa tarif kumulatifnya sekarang mencapai 145%. Ini termasuk tarif tambahan 20% terkait krisis fentanyl yang diberlakukan sebelumnya.
Di sisi lain, Uni Eropa juga mengambil sikap. Setelah menyetujui langkah balasan terhadap tarif baja dan aluminium yang diberlakukan AS pada Maret lalu, blok tersebut memutuskan menunda penerapan tarif balasan selama 90 hari sebagai bentuk respons terhadap kebijakan Trump.