Selasa, Desember 2, 2025
27.7 C
Jakarta

Dapat Angin Segar dari BI dan Prabowo, Bos Ritel Yakin Pertumbuhan Bisnis Bakal Salip Ekonomi Nasional Tahun Depan

STOCKWAT CH.ID (JAKARTA) — Optimisme tinggi menyelimuti pelaku industri ritel tanah air menatap tahun depan. Keyakinan ini diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin. Ia meyakini pertumbuhan sektor ritel akan melesat melampaui pertumbuhan ekonomi nasional. Semangat ini muncul usai menyimak arahan kebijakan Bank Indonesia di hadapan Presiden Prabowo Subianto.

Solihin yang juga menjabat sebagai Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) atau Alfamart menyampaikan hal tersebut di Jakarta. Ia ditemui usai konferensi pers EPIC SALE 2025 di Pasar Mayestik, Jakarta, pada Selasa (2/12/2025). Menurutnya, paparan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan harapan besar bagi dunia usaha.

“Begini, yang pertama ya saya sebagai pengusaha, karyawan, dan pengurus asosiasi, optimis. Ya, apalagi kalau kemarin kita dengar paparan dari Gubernur Bank Indonesia di hadapan Pak Presiden Prabowo, itu luar biasa optimismenya terhadap kondisi ekonomi ya sekarang ini terganggu oleh karena musibah kan, ya kena. Dengan demikian, rasa optimisme ini adalah satu kunci ya, kunci di mana semangat orang itu berjuang untuk bisa mencapai Nawacita kita itu lebih tinggi,” ujar Solihin.

Bank Indonesia memang baru saja memaparkan arah kebijakan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2025. Presentasi ini menjadi landasan penting bagi pembangunan ekonomi. BI menekankan sinergi kebijakan moneter dan sistem pembayaran digital. Penguatan UMKM serta ekonomi-keuangan syariah turut menjadi prioritas.

Fokus kebijakan tahun 2026 adalah menjaga keseimbangan stabilitas dan pertumbuhan atau pro-stability & growth. BI membuka peluang penurunan BI-Rate jika inflasi terkendali. Tujuannya agar pertumbuhan ekonomi bisa melaju lebih kencang.

Solihin menilai dukungan kebijakan ini akan memacu industri ritel. Ia memprediksi pertumbuhannya bakal lebih tinggi dari rata-rata nasional. Syaratnya adalah belanja fiskal berjalan lancar dan kondisi ekonomi membaik.

“Ya oh kalau optimisme, optimis ya. Yang jelas, di atas nilai pertumbuhan ekonomi nasional. Retail loh ya. Selama nanti belanja fiskal udah longgar, terus ekonomi kita sudah semakin baik, insyaallah kenaikannya melebihi daripada nilai pertumbuhan ekonomi nasional,” tegasnya.

Ia menjelaskan lebih spesifik mengenai sektor ritel yang dimaksud. Fokus utamanya adalah barang kebutuhan sehari-hari.

“Retail ya, karena apa? Retail saya yang saya sebutin adalah FMCG loh ya. Fast Moving Consumer Good. Iya,” tambah Solihin.

Pertumbuhan omzet ritel saat ini dipengaruhi dua faktor. Faktor pertama adalah penjualan dari toko lama atau same store. Faktor kedua berasal dari ekspansi penambahan gerai baru.

“Kenaikan omzet, year, year on year ya, ada dua faktor. Pertama dari same store. Toko yang sama tahun ini dibandingkan tahun kemarin. Itu naik yang sebetulnya sesungguhnya. Tapi ada peritel yang naik omzetnya karena ekspansi. Penambahan jumlah gerai. Itu juga naik,” jelasnya.

Solihin merinci kondisi pertumbuhan dari toko lama. Angkanya memang belum menyentuh dua digit. Namun, investasi ekspansi toko memberikan kontribusi signifikan.

“Nah, kenaikan same store memang masih masih di bawah dua digit. Di bawah dua digit ya. Tapi ekspansinya masih cukup mempunyai kontribusi. Tapi kalau invest, kalau kalau ekspansi, itu kan investasi. Iya kan? Kalau same store naiknya kan karena peningkatan pembelian dan pelayanan. Sehingga omzetnya meningkat,” paparnya.

Data statistik mendukung peran vital sektor ini. Kontribusi ritel terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat 5,12%. Sektor perdagangan besar dan eceran tumbuh 5,49%. Indeks penjualan eceran juga naik 4,67% dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, konsumsi rumah tangga menyumbang 4,8% terhadap PDB.

Ada faktor unik lain yang menurut Solihin bisa mendongkrak daya beli. Ia menyoroti pemberantasan judi online yang gencar dilakukan. Uang yang tadinya hangus di meja judi diharapkan beralih ke belanja makanan.

“Kalau ekonomi tadi, tadi luar biasa tadi. Judi online dari Rp 300 triliun menjadi Rp 150 triliun. Duitnya mudah-mudahan buat beli makanan. Itu loh,” ucap Solihin.

Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto merespons positif paparan BI. Ia menilai rencana tersebut sangat konkret. Presiden bahkan meminta salinan lengkap presentasi sebagai bahan kerja. Eksekusi menjadi kunci keberhasilan program ekonomi ke depan.

Bank Indonesia juga menyiapkan langkah strategis lainnya. Intervensi pasar disiapkan untuk menjaga stabilitas nilai tukar. BI mendukung penuh kebijakan hilirisasi dan industrialisasi lewat program Asta Cita. Digitalisasi sistem pembayaran terus digenjot sesuai Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2030. Semua upaya ini diharapkan menciptakan lapangan kerja dan memperkuat ekonomi rakyat.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Necara Perdagangan Naik US$10,98 Miliar Jadi US$35,88 Miliar per Oktober 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kinerja...

Inflasi YoY pada November 2025 Tercatat 2,72%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, pada...

Jelang Nataru, Pemerintah Tambah Kuota LPG Subsidi 350 Ribu Ton!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) — Pemerintah menambah kuota liquid petroleum gas...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru