STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Pasar saham Asia-Pasifik membuka lembaran bulan Desember dengan pergerakan yang bervariasi pada hari Senin (1/12/2025) waktu setempat. Para investor sibuk membedah data manufaktur terbaru dari Tiongkok yang mengecewakan. Selain itu, harapan akan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat juga menjadi fokus utama.
Mengutip CNBC International, indeks Hang Seng Hong Kong berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 0,81%. Penguatan juga terjadi di Tiongkok daratan. Indeks CSI 300 naik 1,1% dan ditutup pada level 4.576,49.
Namun, sentimen negatif datang dari data ekonomi Tiongkok. Aktivitas pabrik di sana secara tak terduga mengalami kontraksi pada bulan November. Survei swasta menunjukkan permintaan domestik yang lemah masih menyelimuti ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Indeks PMI Manufaktur Umum China RatingDog oleh S&P Global turun ke angka 49,9. Capaian ini meleset dari ekspektasi analis yang mematok angka 50,5. Angka di bawah 50 menandakan adanya penurunan aktivitas atau kontraksi.
Data resmi pemerintah yang rilis hari Minggu juga menunjukkan tren serupa. Aktivitas pabrik Tiongkok berada di angka 49,2. Sektor manufaktur di sana telah mengalami kontraksi selama delapan bulan berturut-turut.
Sektor aset digital di bursa Hong Kong mengalami tekanan hebat. Kejatuhan ini terjadi setelah Bank Sentral Tiongkok mengeluarkan peringatan keras pada hari Sabtu. Peringatan tersebut menyasar aktivitas keuangan ilegal.
Bank sentral dalam pernyataannya menyoroti adanya “aktivitas ilegal yang terkait dengan mata uang digital dan kebangkitan kembali spekulasi.”
Dampak pernyataan tersebut langsung terasa di lantai bursa. Saham Yunfeng Financial yang didukung Jack Ma anjlok lebih dari 7%. Nasib serupa dialami Bright Smart Securities & Commodities Group. Saham Guotai Junan juga ikut tergelincir hingga 3%.
Kinerja suram juga terlihat di pasar saham Jepang. Indeks acuan Nikkei 225 jatuh cukup dalam sebesar 1,89%. Indeks ini berakhir di posisi 49.303,28. Indeks Topix juga ikut mundur 1,19% ke angka 3.338,33.
Beberapa saham besar menjadi beban bagi indeks Nikkei. Perusahaan peralatan listrik Fujikura turun tajam 8,94%. Sumitomo Pharma melemah 5,86%, sementara Advantest turun 4,25%.
Bursa Korea Selatan mencatatkan hasil yang variatif. Indeks Kospi turun tipis 0,16% ke level 3.920,37. Namun, indeks saham kapitalisasi kecil Kosdaq justru mampu menguat 1,06% ke posisi 922,38.
Di kawasan Pasifik, bursa Australia tidak mampu bertahan di zona hijau. Indeks ASX/S&P 200 tercatat melemah 0,57% dan ditutup pada level 8.565,2.
Pasar India juga menunjukkan pelemahan tipis. Indeks Nifty 50 turun 0,15%. Indeks Sensex juga tercatat lebih rendah 0,13% pada perdagangan hari ini.
Di sisi lain, para pedagang menaruh harapan besar pada kebijakan Bank Sentral AS. Alat FedWatch CME menunjukkan adanya peluang sebesar 87,4% untuk pemangkasan suku bunga.
Kebijakan ini diharapkan akan diambil pada pertemuan The Fed tanggal 10 Desember mendatang. Ekspektasi pemangkasan sebesar seperempat poin persentase kian menguat di kalangan pelaku pasar.
