STOCKWATCH.ID (JAKARTA) — Situasi panas dalam dua hari terakhir membuat pasar modal ikut terguncang. Aksi anarkis dan penjarahan yang merebak dikhawatirkan memberi dampak besar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun pergerakan investor asing.
Reza Priyambada, Director PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI), menilai peluang pemulihan tetap terbuka jika kondisi kembali aman. “Ini juga dimungkinkan. Begitu pelaku pasar melihat kondisi yang ada dapat lebih kondusif dan tidak adanya potensi kejadian seperti yang terjadi pada 2 hari belakangan ini maka tentunya pelaku pasar akan kembali ke market dan memanfaatkan pelemahan sebelumnya untuk kembali masuk,” kata Reza.
Menurut Reza, investor asing saat ini cenderung melakukan aksi jual. Tujuannya untuk mengamankan posisi mereka. “Kalau dari transaksi saham tentunya pelaku pasar asing cenderung melakukan aksi jual untuk mengamankan posisi. Saham-saham big caps yang sebelumnya menguat jadi sasaran aksi jual antara lain DCII, BMRI, ITMG, BREN, BBCA, dan lainnya,” jelasnya.
Ia menambahkan, investor asing biasanya cepat merespons situasi politik domestik. “Bisa dikatakan seperti itu. Pergerakan efek kan sensitif terhadap kondisi maupun sentimen yang ada. Apalagi jika terkait dengan kondisi ekonomi dan politik maka imbasnya tentu akan cepat,” ujarnya.
Reza membandingkan kondisi ini dengan gejolak politik yang pernah terjadi sebelumnya. “Adanya tindakan anarkis dan kerusuhan hingga penjarahan yang terjadi dalam 1-2 hari terakhir ini dikhawatirkan dapat terjadi seperti tahun 2024 saat terjadi demo RUU Pilkada maupun kerusuhan seperti di tahun 98. Tahun lalu saja, pada 22 Agustus 2024, IHSG turun 0,87% di level 7.488,67 dan begitu pun dengan kondisi sebelumnya,” ungkapnya.
