Minggu, Agustus 10, 2025
33.9 C
Jakarta

Dikit Lagi All-Time High, S&P 500 Kok Malah Stuck! Ada Apa?

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street bervariasi pada penutupan perdagangan hari Rabu (25/6/2025) waktu setempat atau Kamis (26/6/2025) WIB). Investor masih menanti apakah indeks S&P 500 bisa kembali menembus rekor tertingginya.

Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York) turun 106,59 poin atau 0,25% ke level 42.982,43. Indeks S&P 500 (SPX) 500 nyaris tidak bergerak. S&P 500 hanya terkoreksi tipis sebesar 0,02 poin dan tetap berada di level 6.092,16. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, naik 61,02 poin atau 0,31% menjadi 19.973,55.

Saham teknologi jadi penyumbang penguatan. Saham Nvidia naik 4,3% setelah mencetak rekor tertinggi baru. Saham Alphabet, induk usaha Google, ikut naik 2,3%, sedangkan AMD melonjak 3,6%.

Meski belum menembus rekor, S&P 500 hanya kurang dari 1% dari posisi tertinggi intraday 6.147,43 yang dicetak pada 19 Februari lalu. Indeks ini juga hampir menyamai rekor penutupan tertingginya di 6.144,15. Nasdaq pun hanya sekitar 1% di bawah rekor tertingginya pada Desember lalu.

Sejak awal pekan ini, S&P 500 sudah naik lebih dari 2%. Penguatan ini dipicu oleh reaksi Iran yang tidak terlalu agresif atas serangan AS di akhir pekan. Selain itu, pengumuman gencatan senjata oleh Presiden Donald Trump turut meredakan kekhawatiran investor atas potensi gangguan pasokan minyak global.

Ketegangan geopolitik pun mulai mereda. Gencatan senjata antara Iran dan Israel mulai berlaku pada Selasa, meski kedua pihak saling menuduh telah melanggar kesepakatan dalam hitungan jam setelah diumumkan.

“Kondisi pasar saat ini sedang berhadapan antara angin segar jangka panjang seperti kecerdasan buatan, robotik, dan kripto, dengan potensi tekanan jangka pendek akibat kebijakan yang bisa saja keliru,” ujar Leah Bennett, Chief Investment Strategist di Concurrent Asset Management. “Untuk saat ini, tampaknya angin segar itu yang menang.”

Pada April lalu, S&P 500 sempat anjlok lebih dari 20% dari rekor tertingginya. Investor sempat cemas kenaikan tarif dari AS akan menyeret ekonomi global ke jurang resesi. Namun, data tenaga kerja dan inflasi justru tetap solid di tengah kekhawatiran tersebut.

Di sisi data ekonomi, penjualan rumah baru menjadi sorotan. Angkanya tercatat melambat dan menyentuh level terendah sejak Oktober 2024.

Artikel Terkait

Tarif Baru Trump Bikin Kas Negara AS Makin Tebal, Tapi Defisit Perdagangan Malah Melebar

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Kebijakan tarif impor baru Donald Trump...

Tarif AS Resmi Berlaku! Brasil dan India Kena 50%, Indonesia Masih Aman

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Amerika Serikat resmi memberlakukan tarif baru...

Wall Street Berbalik Arah Tajam, Dow Jones Anjlok Lebih dari 200 Poin!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan hari...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru