STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia lanjutkan penguatan pada penutupan perdagangan Kamis (22/2/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (23/2/2024) WIB. Melesatnya harga komoditas ini seiring tanda-tanda mengetatnya pasokan pasar global dan ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2024 ditutup naik 70 sen, atau 0,9%, menjadi US$78,61 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April 2024 berakhir bertambah 64 sen, atau 0,77%, menjadi US$83,67 per barel di London ICE Futures Exchange.
Menurut Giovanni Staunovo, analis dari UBS, premi harga untuk kontrak futures bulan pertama dibandingkan dengan bulan-bulan berikutnya meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Premi untuk pengiriman langsung dibandingkan dengan pengiriman di kemudian hari umumnya menjadi tanda bahwa pasar minyak sedang mengalami ketegangan.
Pasokan minyak ke pasar mungkin menjadi lebih ketat akibat badai salju di Amerika Utara bulan lalu yang mengakibatkan produksi minyak global turun sebanyak 1,4 juta barel per hari. Gangguan cuaca tersebut terjadi pada saat permintaan minyak India naik 8,2% secara tahunan pada bulan Januari.
Sementara itu, tingkat kepatuhan terhadap kebijakan pemotongan produksi OPEC+ meningkat dengan ekspor turun sekitar 900.000 barel pada bulan Februari, level terendah sejak Agustus. “Kami tetap mempertahankan pandangan yang sedikit positif karena kami mengharapkan pasar minyak tetap sedikit kurang pasokan tahun ini,” tulis Staunovo.
Menurut Badan Informasi Energi Amerika Serikat (AS), stok minyak mentah komersial di Negara Paman Sam tersebut naik sebanyak 3,5 juta barel minggu lalu. Stok AS meningkat dalam beberapa minggu terakhir karena tingkat utilisasi kilang telah turun.
Sementara itu, outlook geopolitik di Timur Tengah masih tidak pasti karena AS bekerja menuju gencatan senjata di Gaza. Ketegangan meningkat di perbatasan Israel-Libanon dan di Laut Merah. Anggota Kabinet Perang Israel, Benny Gantz, mengatakan pada hari Rabu bahwa upaya untuk “memajukan garis besar baru” untuk mengamankan pembebasan sandera di Gaza “menunjukkan kemungkinan untuk maju”.
Utusan Khusus Timur Tengah Gedung Putih, Brett McGurk, akan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Kamis untuk membahas upaya pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas. Gencatan senjata sementara dengan pertukaran pembebasan sandera di Gaza berpotensi mengurangi risiko konflik meluas di Timur Tengah dan mengganggu pasokan minyak.
Namun, Israel telah melancarkan serangan berulang terhadap target Hezbollah di Lebanon dalam beberapa hari terakhir, dan militan Houthi di Yaman terus menyerang pengiriman di Laut Merah.