STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Direktur Utama PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC), Djonny Saksono membeli sebanyak 202.300 lembar saham emiten manufaktur yang memproduksi dan menjual tembakau iris ini pada tanggal 1 September 2025.
Seperti dikutip dalam laporan keterbukaan informasi yang disampaikan Manajemen ke BEI, Rabu, 3 September 2025, Djonny Saksono membeli saham ITIC di harga Rp217 per saham. “Tujuan Djonny memborong saham ITIC adalah untuk investasi dengan kepemilikan saham langsung,“ tulis laporan tersebut.
Setelah pembelian tersebut, kepemilikan saham Djonny Saksono atas ITIC meningkat dari 642.393.200 unit (68,29%) jadi 642.595.500 (68,31% ) saham.
Pada perdagangan di BEI, Rabu 3 September 2025, saham ITIC ditutup turun 0,89% menjadi Rp222 per unit dibanding sehari sebelumnya di Rp224 per unit. Selama sepekan perdagangan, saham ITIC telah turun 2,63%, dari Rp228 per unit pada 28 Agustus 2025, menjadi Rp222 per unit pada 3 September 2025. Jika dibandingkan antara harga 4 Agustus 2025 terhadap harga saham saat ini, maka saham ITIC telah naik sebesar 0,91%, dari Rp220 menjadi Rp22 per saham.
Seperti diketahui, PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) adalah produsen tembakau yang mengkhususkan diri dalam tembakau iris (tembakau gulung/gulung sendiri). Bisnisnya dimulai pada tahun 1960-an sebagai industri rumah tangga tembakau.
Pada tahun 1981, perusahaan mulai beroperasi secara komersial dan pindah ke Malang. Kapasitas produksinya mencapai 1.800 ton per tahun. Perseroan tidak hanya fokus pada pasar domestik Indonesia, khususnya di kawasan timur Indonesia, tetapi juga mengekspor ke Malaysia, Singapura, Jepang, dan Aruba. Beberapa merek yang dijual oleh Perseroan adalah Pohon Sagu, Anggur Kupu, dan Lampion Lilin. Kantor pusat berada di Malang, Jawa Timur. (konrad)