STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Cakra Buana Resources Energy Tbk (CBRE), mengumumkan, Perseroan telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Armada Kapal (Conditional Memorandum of Agreement) (PPJB) sehubungan dengan rencana pembelian armada kapal jenis Pipe-Laying And Lifting Vessel.
Amanda Octania, Direktur dan Corporate Secretary CBRE dalam keterangan tertulis, Selasa 12 Agustus 2025 mengatakan, transaksi ini bagian dari strategi ekspansi dan diversifikasi layanan armada Perseroan. “Nilai transaksi ini mencapai USD100 juta atau setara Rp1,63 triliun,” tulis Amanda dalam keterangannya.
Menurut Amanda, sumber pendanaan atas transaksi berasal dari kas Perseroan dan fasilitas pembiayaan dari pihak ketiga dan/atau pihak perbankan. Transaksi bertujuan untuk memperluas segmen usaha Perseroan, dari sebelumnya didominasi oleh kapal jenis bulk carrier, menjadi kapal yang diperuntukkan untuk mendukung aktivitas konstruksi di tengah laut (offshore).
Amanda menambahkan, ini termasuk namun tidak terbatas pada industri pengeboran minyak dan gas bumi lepas pantai (offshore drilling), industri energi terbarukan berupa pembangunan instalasi pembangkit listrik tenaga angin yang dibangun di perairan laut (offshore wind farm) dan lain sebagainya,. “aksi korporasi ini sebagai bagian dari strategi diversifikasi layanan dan penguatan posisi Perseroan di industri pelayaran dan energy,” ujarnya.
Menurut Amanda, penambahan armada tersebut, mencerminkan langkah diversifikasi portofolio usaha Perseroan, yang sebelumnya lebih berfokus pada armada jenis dry bulk. “Dengan masuk ke segmen Offshore Support Vessel, Perseroan berpotensi menjangkau pasar baru dan memperluas cakupan kegiatan usaha di sektor jasa maritime,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, diversifikasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan ketahanan operasional Perseroan dalam menghadapi dinamika industri pelayaran, serta memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam pengelolaan armada dan penjadwalan operasional kapal.
Dari sisi keuangan, demikian Amanda, transaksi ini akan berdampak cukup signifikan. Pasalnya, pembelian armada kapal baru menjadikan aset Perseroan semakin bertambah dan dapat membawa potensi segmen pendapatan (revenue stream) baru sehingga akan memperkuat struktur pendapatan Perseroan.
Bahkan, lanjutnya, pembelian kapal Offshore Support Vessel dapat menjadi potensi Perseroan untuk memperoleh kontrak proyek-proyek offshore dimana Perseroan tidak hanya bergantung pada pendapatan dari jasa pelayaran drybulk. Namun, Perseroan juga akan mengalami lonjakan Capex, DER, kenaikan biaya operasional, serta dampak depresiasi, dan yang harus dikelola cermat. (konrad)