Senin, Oktober 13, 2025
33.7 C
Jakarta

Dolar AS Kembali Perkasa, Pasar Tunggu Langkah The Fed

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada akhir perdagangan Rabu (27/8/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (28/8/2025) WIB. Investor kini menunggu rilis data ekonomi Amerika Serikat yang akan jadi acuan arah kebijakan The Federal Reserve.

Mengutip CNBC International, penguatan dolar menekan euro hingga menyentuh level terlemah sejak 6 Agustus. Euro terakhir tercatat turun 0,1% di posisi US$1,1634. Franc Swiss juga melemah 0,1%, sementara yen Jepang turun tipis terhadap dolar.

Kabar soal independensi The Fed sempat mencuat awal pekan ini setelah Presiden AS Donald Trump mencoba memecat Gubernur Lisa Cook. Namun perhatian pasar kini lebih condong pada kebijakan suku bunga. Kuasa hukum Cook menegaskan, “kliennya akan mengajukan gugatan hukum untuk melawan upaya pemecatan tersebut.” Langkah ini dinilai bisa memicu perselisihan hukum panjang.

Meski demikian, sebagian analis menilai isu itu bukan perhatian utama pasar. “Saya rasa pasar tidak terlalu khawatir dengan drama Ms. Cook dan The Fed. Mereka lebih fokus dengan komentar Donald Trump soal keinginan menurunkan suku bunga,” kata Joseph Trevisani, Senior Analyst FX Street.

Trevisani menambahkan, jika The Fed benar-benar memangkas suku bunga, ekonomi AS bisa kembali menguat dan itu otomatis mendorong penguatan dolar.

Sejak kembali ke Gedung Putih tahun ini, Trump semakin keras menekan bank sentral untuk menurunkan bunga acuan. Pasar uang bahkan sudah memperhitungkan peluang 88,2% adanya pemangkasan 25 basis poin pada September, berdasarkan CME’s FedWatch Tool.

Situasi politik di Prancis juga ikut menekan euro. Perdana Menteri Francois Bayrou tengah berusaha menyelamatkan pemerintah minoritasnya menjelang voting kepercayaan pada 8 September terkait pemangkasan anggaran. Survei terbaru menunjukkan mayoritas warga Prancis justru ingin pemilu parlemen dan presiden baru. Namun sebagian analis menilai ketidakpastian politik itu tidak memberi dampak besar bagi kawasan Eropa.

“Ini memang menjadi sedikit angin sakal untuk euro dan sempat membantu dolar AS pekan ini. Tapi saya menilai ini isu spesifik Prancis, bukan masalah sistemik untuk Eurozone,” ujar Elias Haddad, Senior Markets Strategist Brown Brothers Harriman di London.

Ke depan, pelaku pasar akan menunggu data tenaga kerja dan survei bisnis AS pekan depan sebagai sinyal arah kebijakan The Fed. Selain itu, data belanja konsumsi personal AS yang rilis pekan ini juga jadi sorotan.

“Kalau data nanti sesuai perkiraan, saya cukup yakin The Fed akan bergerak memangkas suku bunga,” ucap Trevisani.

Sementara itu, obligasi pemerintah Prancis tercatat stabil pada Rabu setelah sehari sebelumnya imbal hasil acuan tenor 10 tahun sempat menyentuh level tertinggi dalam lima bulan. Dari Inggris, data awal menunjukkan inflasi harga produsen naik ke level 1,9% pada Juni dari 1,3% di Mei, tertinggi dalam dua tahun terakhir.

Artikel Terkait

Per September 2025, Pendapatan dan Laba Eastparc Hotel Kompak Turun

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) membukukan...

Tera Data (AXIO) Bidik Pendapatan Rp1,68 Triliun pada 2025, Ini Strateginya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Manajemen PT Tera Dana Indonusa Tbk...

Dolar AS Menguat ke Level Tertinggi Dua Bulan, Yen dan Euro Tertekan Isu Politik

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru