Rabu, September 3, 2025
33.2 C
Jakarta

Dolar AS Kian Perkasa, Poundsterling dan Yen Terpuruk Menunggu Data Tenaga Kerja

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada akhir perdagangan Selasa (2/9/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (3/9/2025) WIB. Poundsterling dan yen Jepang justru tertekan tajam di tengah kekhawatiran fiskal dan politik. Pasar kini menanti laporan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis Jumat.

Mengutip CNBC International, poundsterling jatuh ke level terendah tiga setengah minggu. Mata uang Inggris itu terakhir turun 1,1% ke US$1,3388. Dolar AS juga menguat 0,7% terhadap yen ke 148,25, posisi tertinggi sejak 1 Agustus. Euro ikut melemah 0,6% ke US$1,1644.

“Perkembangan negatif di luar AS kemungkinan menjadi pendorong utama kekuatan dolar hari ini,” kata Vassili Serebriakov, FX strategist UBS New York. Ia menilai data payrolls AS pada Jumat akan jadi penentu arah dolar dalam beberapa pekan mendatang.

Sterling semakin ditekan isu fiskal Inggris. Imbal hasil obligasi 30 tahun melonjak ke level tertinggi sejak 1998. Pasar juga menunggu detail rencana anggaran yang akan diumumkan akhir tahun ini.

“Pelemahan sterling mencerminkan meningkatnya kekhawatiran atas kondisi fiskal menjelang anggaran, dan ini semakin jadi fokus bagi pelaku pasar,” ujar Lee Hardman, senior currency analyst MUFG.

Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves diperkirakan akan menaikkan pajak dalam anggaran musim gugur. Kebijakan ini ditujukan menjaga target fiskal, meski berpotensi menambah tantangan terhadap laju pertumbuhan ekonomi.

Di Jepang, yen terhimpit ketidakpastian politik dan komentar dovish Deputi Gubernur Bank of Japan Ryozo Himino. Kondisi ini mendorong spekulan kembali berani membangun posisi jual yen.

Dolar juga mendapat sokongan dari kenaikan imbal hasil obligasi AS. Investor kini menunggu laporan tenaga kerja yang diperkirakan memberi sinyal arah suku bunga The Federal Reserve.

Indeks dolar terhadap enam mata uang utama naik 0,5% ke 98,29. Pasar uang memperkirakan 91% peluang The Fed memangkas suku bunga 25 basis poin bulan ini. Namun, perkiraan itu bisa berubah tergantung data tenaga kerja pekan ini.

Independensi The Fed ikut jadi sorotan. Presiden AS Donald Trump kembali mendorong pemangkasan suku bunga dan berupaya memecat Gubernur The Fed Lisa Cook atas tuduhan penipuan hipotek. Tuduhan itu telah dibantah Cook.

Dari Eropa, data inflasi zona euro pada Agustus naik tipis. Namun, inflasi masih dekat dengan target 2% Bank Sentral Eropa sehingga memperkuat keyakinan pasar suku bunga acuan akan tetap ditahan.

Artikel Terkait

Pendapatan dan Laba Mora Telematika (MORA) Kompak Turun di Semester I 2025, Ini Penyebabnya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Kinerja PT Mora Telematika Indonesia Tbk...

Bos BRI Bongkar Jurus Jitu Dongkrak Dana Murah Hingga Naik Double Digit

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk...

Bidik Penjualan Rp1,48 Triliun pada 2025, Ini Strategi Gunanusa Eramandiri

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Manajemen PT Gunanusa Eramandiri Tbk (GUNA)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru