Jumat, November 28, 2025
28.4 C
Jakarta

Dolar AS Makin Perkasa, Yen dan Euro Kompak Tertekan

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada Kamis (9/10/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (10/10/2025) WIB. Kenaikan ini terjadi setelah yen Jepang melemah ke level terendah sejak pertengahan Februari.

Mengutip CNBC International, pelemahan yen terjadi setelah Perdana Menteri terpilih Jepang, Sanae Takaichi, menyampaikan pandangan soal kebijakan fiskal dan arah nilai tukar. Yen sempat menguat sesaat setelah Takaichi menegaskan tidak ingin memicu penurunan berlebihan pada mata uangnya, namun kembali melemah ke posisi terendah hariannya.

“Kami memang melihat ada sedikit kenaikan di sana, setidaknya itu menunjukkan mereka memperhatikan, tetapi kami belum tahu apa arti ‘berlebihan’ dalam konteks yang mereka toleransi,” ujar Adam Button, Kepala Analis Valuta Asing di investingLive, Toronto.

Dolar terakhir tercatat naik 0,24% menjadi 153,04 yen setelah sempat menyentuh 153,21, posisi tertinggi sejak 13 Februari. Yen tertekan sepanjang pekan ini karena pasar khawatir Takaichi akan menjalankan kebijakan fiskal yang lebih longgar.

Namun, pelemahan yen mulai tertahan setelah pelaku pasar menilai ruang bagi pemerintah Jepang untuk menggelontorkan stimulus ekonomi cukup terbatas. “Pelaku pasar mulai lebih skeptis terhadap kemampuan pemerintahan Takaichi untuk meloloskan stimulus fiskal besar dan menentang rencana pengetatan Bank of Japan,” kata Karl Schamotta, Kepala Strategi Pasar di Corpay, Toronto.

Schamotta menilai kondisi tersebut mencerminkan tekanan inflasi yang masih tinggi di Jepang. “Kenyataannya, rumah tangga Jepang mulai menuntut perubahan karena inflasi masih berada di level tinggi,” ujarnya.

Takaichi menegaskan bank sentral tetap berperan dalam menentukan kebijakan moneter, namun keputusan tersebut perlu sejalan dengan tujuan pemerintah.

Sementara itu, euro juga ikut melemah setelah Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu mengundurkan diri bersama kabinetnya pada Senin. Krisis politik tersebut menunda pembahasan anggaran penghematan yang ditunggu investor.

Kantor Presiden Emmanuel Macron menyampaikan akan menunjuk perdana menteri baru dalam 48 jam. Euro terakhir turun 0,34% ke US$1,1586 setelah sempat menyentuh US$1,1576, level terendah sejak 27 Agustus.

Indeks dolar AS naik 0,36% menjadi 99,20, tertinggi sejak awal Agustus. Kenaikan ini didorong oleh pernyataan pejabat Federal Reserve yang bernada lebih hawkish. Risalah rapat The Fed bulan September menunjukkan para pejabat menilai risiko terhadap pasar tenaga kerja meningkat, sehingga pemangkasan suku bunga layak dipertimbangkan, namun tetap berhati-hati terhadap inflasi.

“Kami melihat nada yang lebih hawkish dari pembuat kebijakan The Fed, baik dari risalah pertemuan maupun komentar lanjutan. Hal itu menekan ekspektasi pasar terhadap pelonggaran yang lebih agresif,” jelas Schamotta.

Pelaku pasar kini memperkirakan peluang sebesar 95% The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin pada pertemuan 28–29 Oktober. Sementara peluang pemangkasan tambahan pada Desember turun menjadi 80% dari 90% pekan lalu, menurut CME Group’s FedWatch Tool.

Presiden The Fed New York John Williams juga mendukung langkah pemangkasan suku bunga lanjutan tahun ini, mengingat risiko perlambatan ekonomi yang masih tinggi.

Selain kebijakan The Fed, investor juga mencermati lamanya penutupan sebagian pemerintahan AS. Penutupan yang berkepanjangan dikhawatirkan bisa memperlambat ekonomi.

Layanan Pajak AS (IRS) pada Rabu mengumumkan akan mempekerjakan sementara lebih dari 34.000 pegawai untuk menangani dampak penutupan tersebut, karena pusat layanan wajib pajak tidak beroperasi.

Di pasar kripto, harga bitcoin turun 0,95% menjadi US$121.773. Penguatan dolar membuat selera risiko investor terhadap aset kripto ikut menurun.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Andalkan Proyek Pemerintah dan Bisnis Modular, WEGE Bidik Kontrak Baru Rp3 Triliun Tahun Depan

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) — Kondisi ekonomi yang menantang tidak menyurutkan...

Chandra Asri Raih Pembiayaan US$750 Juta Buat Akuisisi SPBU ExxonMobil di Singapura

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Chandra Asia Pacific Tbk (TPIA) ...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru