Sabtu, September 27, 2025
30.4 C
Jakarta

Dolar AS Melemah, Euro Menguat di Tengah Kekhawatiran Ekonomi

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar Amerika Serikat (AS) melemah mendekati level terendah dalam lima bulan terhadap euro pada penutupan perdagangan Senin (17/3/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (18/3/2025) WIB. Para investor khawatir dengan dampak kebijakan perdagangan proteksionis Presiden AS Donald Trump terhadap perekonomian.

Mengutip CNBC International, euro naik 0,3% ke US$1,0914, mendekati level tertinggi US$1,0947 yang dicapai pekan lalu. Mata uang bersama Eropa ini menguat dalam beberapa sesi terakhir, didorong harapan adanya kesepakatan fiskal di Jerman.

Pasar valuta asing mengalami perubahan dalam beberapa bulan terakhir. Awalnya, investor memperkirakan kebijakan ekonomi Trump akan memperkuat dolar dan melemahkan mata uang lain. Namun, seiring waktu, dolar justru turun 6% terhadap euro sejak pertengahan Januari.

“Saya pikir pasar awalnya salah menilai,” kata Kyle Chapman, analis pasar FX di Ballinger Group, London.

“Mereka berharap pemotongan pajak dan deregulasi akan mendorong pertumbuhan, tetapi justru kebijakan proteksionis yang menjadi perhatian utama,” tambahnya.

Sejak menjabat pada Januari, Trump beberapa kali mengancam memberlakukan tarif pada berbagai mitra dagang, kemudian menangguhkannya, yang membuat pasar gelisah.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan tidak ada jaminan AS akan terhindar dari resesi, meskipun menurutnya kemungkinan yang terjadi hanya penyesuaian ekonomi.

Dolar AS tidak mendapat banyak dukungan dari laporan Departemen Perdagangan AS yang menunjukkan penjualan ritel pulih secara moderat pada Februari, setelah mengalami penurunan 1,2% pada Januari.

Pekan ini, beberapa bank sentral dunia akan menggelar pertemuan, termasuk The Fed, Bank of Japan (BOJ), dan Bank of England. Ketiganya diperkirakan tidak akan mengubah kebijakan suku bunga dalam waktu dekat di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Euro mendapat dorongan tambahan setelah partai-partai di Jerman menyepakati kesepakatan fiskal pada Jumat lalu. Kebijakan ini diperkirakan akan meningkatkan belanja pertahanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi terbesar di Eropa tersebut.

Analis di Societe Generale memperkirakan euro akan mencapai US$1,13 pada akhir tahun, naik hampir 4% dari level saat ini. Mereka juga memprediksi yen Jepang akan menguat sekitar 7% menjadi 139 per dolar AS.

Pada perdagangan Senin, dolar AS naik tipis 0,2% terhadap yen menjadi 148,90, tetapi masih mendekati level terendah lima bulan di 146,52 yang tercapai pekan lalu.

Bank of Japan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan Rabu mendatang. Namun, kondisi untuk kenaikan suku bunga berikutnya mulai terbentuk setelah perusahaan-perusahaan besar Jepang menawarkan kenaikan gaji yang signifikan dalam perundingan dengan serikat pekerja untuk tahun ketiga berturut-turut.

Gubernur BOJ Kazuo Ueda mengatakan dia berharap kenaikan gaji dapat meningkatkan konsumsi, meskipun ia tetap khawatir dengan ketidakpastian ekonomi global.

Sementara itu, yuan Tiongkok mendekati level terkuat dalam empat bulan dalam perdagangan luar negeri, berada di posisi 7,2332 per dolar AS. Pekan lalu, yuan sempat mencapai 7,2158 per dolar AS, level tertinggi sejak 13 November.

Pemerintah Tiongkok telah mengumumkan rencana khusus untuk meningkatkan konsumsi domestik. Langkah ini mencakup peningkatan pendapatan masyarakat dan pemberian subsidi perawatan anak.

Di pasar aset digital, harga bitcoin stabil di US$83.205 pada perdagangan Senin, tanpa banyak perubahan dibandingkan hari sebelumnya.

Artikel Terkait

Merdeka Copper (MDKA) Rugi USD15,8 Juta per Juni 2025, Ini Penyebabnya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)...

Pendapatan dan Laba Merdeka Battery (MBMA) Kompak Turun di Semester I 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Kinerja keuangan PT Merdeka Battery Materials...

Sepanjang 2025: Inflow SBN Rp42,6 Triliun, Outflow Saham Rp58,7 Triliun, SRBI Rp119,6 Triliun

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Di tengah gejolak pasar keuangan global,...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru