Rabu, November 12, 2025
30.9 C
Jakarta

Dolar AS Melemah Setelah China Terapkan Tarif Impor Baru

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS kembali melemah pada penutupan perdagangan Selasa (4/2/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (5/2/2025) WIB. Penurunan dolar terjadi setelah kebijakan tarif impor yang diterapkan Presiden Donald Trump dianggap lebih sebagai strategi negosiasi ketimbang target akhir. Sebelumnya, Trump menangguhkan tarif untuk Meksiko dan Kanada, namun tetap mengenakan tarif tambahan 10% untuk barang impor dari China.

Mengutip CNBC International, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia, turun 0,95% menjadi 107,96. Dolar Kanada melemah, sementara peso Meksiko justru menguat.

Pasar kini dihadapkan pada ketidakpastian baru setelah China membalas dengan menerapkan tarif impor terhadap barang-barang asal AS. “Langkah China ini meningkatkan risiko pasar. Kemungkinan negosiasi lanjutan, seperti yang terjadi dengan Meksiko dan Kanada, masih terbuka,” kata Helen Given, analis valas dari Monex USA.

Meski ada ancaman tarif baru dari AS terhadap Uni Eropa, euro menguat tipis. Kenaikan inflasi akibat perang tarif ini bisa membuat suku bunga AS tetap tinggi lebih lama, yang akan mendukung dolar dalam jangka panjang.

Marcus Widen, ekonom di SEB, menilai kebijakan tarif Trump memiliki tujuan ganda. Selain sebagai alat negosiasi, kebijakan ini juga berfungsi sebagai sumber pendapatan untuk membiayai pemotongan pajak. Namun, ia mempertanyakan apakah pemerintah AS bisa terus membatalkan tarif setiap kali negosiasi diulang.

Di pasar mata uang lainnya, yuan China menguat 0,27% menjadi 7,2796 per dolar dalam perdagangan offshore. Sementara yuan di dalam negeri belum diperdagangkan karena libur Tahun Baru Imlek.

Dolar Australia, yang sering dianggap sebagai indikator ekonomi China, naik 0,28% menjadi US$0,625. Mata uang ini pulih dari level terendah sejak April 2020 di US$0,6085 pada Senin.

Euro juga naik 0,40% menjadi US$1,0385. Namun, analis memperkirakan euro bisa tertekan lebih lanjut jika perang tarif terus berlanjut. George Saravelos dari Deutsche Bank memperkirakan euro bisa turun ke kisaran US$0,98–0,99 jika kebijakan suku bunga Bank Sentral Eropa dipangkas, sementara The Fed tetap mempertahankan kebijakan moneternya.

Dolar Kanada turun 0,46% menjadi C$1,436 per dolar AS, setelah sempat menyentuh titik terendah sejak 2003 di C$1,4792 pada Senin. Peso Meksiko naik 1% ke 20,54 setelah melonjak lebih dari 1,5% sehari sebelumnya.

Poundsterling melemah terhadap euro setelah mencatat kenaikan harian terbesar dalam tiga bulan terakhir. Investor memperkirakan dampak tarif AS akan lebih besar terhadap ekonomi Eropa daripada Inggris.

Dolar AS juga turun 0,3% ke 154,30 yen. Mata uang Jepang, yang dikenal sebagai aset safe-haven, semakin menarik di tengah ketegangan pasar akibat kebijakan Trump.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Metrodata Suntik Rp150 Miliar ke Anak Usaha untuk Genjot Bisnis Solusi dan Konsultasi

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) menambah...

Pendapatan dan Laba ITMG Kompak Turun per September 2025, Ini Penyebabnya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)...

Kinerja Positif,  Laba Triniti Land (TRIN) Melonjak 150% per September 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Perintis Triniti Properti Tbk atau...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru