STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS menguat tajam pada penutupan perdagangan hari Selasa (12/11/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (13/11/2024) WIB. Greenback mencapai level tertinggi dalam empat bulan terhadap mata uang utama. Di sisi lain, Bitcoin justru mengalami penurunan setelah sempat reli panjang, di tengah harapan kebijakan tarif tinggi dari Donald Trump yang diperkirakan akan memperkuat dolar AS.
Mengutip CNBC International, Bitcoin sempat menyentuh rekor tertinggi di angka US$89.982, namun akhirnya terkoreksi 1,2% menjadi US$86.945. Trump, yang sebelumnya berjanji menjadikan AS sebagai “ibukota kripto dunia,” kini menghadapi tantangan besar dengan kebijakan tarif yang bisa mempengaruhi pasar.
Vassili Serebriakov, ahli strategi mata uang dari UBS New York, mengatakan penguatan dolar ini masih merupakan lanjutan dari tren pasca pemilu. Meskipun agenda ekonomi minggu ini relatif ringan, pasar masih memusatkan perhatian pada dampak kebijakan Trump, termasuk kebijakan tarif yang dianggap positif bagi dolar AS.
Kebijakan tarif yang lebih tinggi diperkirakan dapat mendorong kenaikan harga, yang pada gilirannya akan membatasi ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga lebih lanjut. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,4% ke level 105,96.
Dengan Partai Republik yang menguasai kongres, banyak yang percaya Trump akan berhasil menurunkan pajak dan mengurangi regulasi setelah pelantikannya pada Januari. Serebriakov juga menambahkan bahwa kemenangan Trump memberi dorongan positif bagi dolar, dengan pasar melihat “red sweep” sebagai angin segar bagi mata uang AS.
Trump juga mengancam zona euro dengan “pembayaran mahal” karena kurangnya pembelian produk AS, terutama mobil, dan berencana mengenakan tarif 60% untuk barang-barang dari China.
Sejak kemenangan Trump, euro tertekan hingga ke level terendah dalam tujuh bulan, sementara yuan melemah lebih dari tiga bulan. Eropa dan China menjadi sasaran utama kebijakan tarif Trump.
Pada Selasa, euro jatuh ke US$1,06065, posisi terendah sejak pertengahan April, dan ditutup turun 0,3% di US$1,0621. Sterling juga tergerus 1,03% ke US$1,2736, tertekan oleh data Inggris yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan upah dan kenaikan pengangguran.
Dolar juga menguat 0,6% terhadap yen Jepang, mencapai 154,60 yen, mendekati level terendah yen dalam tiga bulan terakhir, yaitu 154,715 yen. Yuan onshore turun ke level terendah sejak 1 Agustus di angka 7,2378 per dolar. Dolar Australia, yang biasanya dipengaruhi oleh prospek ekonomi China, melemah 0,52% ke US$0,6542.