STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia dan emas berjangka sama-sama terjungkal pada penutupan perdagangan Kamis (18/5/2023) waktu setempat atau Jumat (19/5/2023) WIB. Keperkasaan dolar Amerika serikat (AS) menjadi pemicu utama terpentalnya harga kedua komoditas tersebut.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2023 ditutup tergelincir 97 sen, atau sekitar 1,3% menjadi US$71,86 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli 2023 longsor US$1,10, atau sekitar 1,4% menjadi US$75,86 per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara itu, harga emas berjangka di COMEX New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Juni 2023 melorot1,1% menjadi US$1.963 per ons.
Adapun indeks dolar AS naik 0,62% menjadi 103,52. Perkasanya dolar AS seiring solidnya data ekonomi dan optimisme tehadap kemungkinan terjadinya kesepakatan mengenai plafon utang negara Paman Sam tersebut. Kondisi ini kembali mencuatkan ekspektasi bahwa Bank Sentral As akan meningkatkan suku bunga Federal Reserve (The Fed)pada Juni. Tak pelak, nilai tukar dolar AS terbang hingga mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (18/5/2023) terungkap bahwa klaim pengangguran baru di AS lebih rendah dari perkiraan. Klaim pengangguran baru AS pada 13 Mei 2023 mencapai 242.000. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan 264.000 pada minggu sebelumnya dan lebih rendah dari perkiraan konsensus 255.000.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Kevin McCarthy optimistis dapat mencapai kesepakatan terkait peningkatkan plafon utang pemerintah federal. Dengan demikian, Pemerintah AS terhindar dari jurang default karena dapat membayar utang pada 1 Juni mendatang.