Selasa, Agustus 12, 2025
28.4 C
Jakarta

Dolar AS Menguat Jelang Laporan Inflasi dan Batas Waktu Kesepakatan Tarif AS–China

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sebagian besar mata uang utama pada akhir perdagangan Senin (11/8/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (12/8/2025) WIB. Pergerakan ini terjadi menjelang batas waktu kesepakatan tarif antara Washington dan Beijing, serta rilis laporan inflasi AS yang akan menjadi acuan arah kebijakan suku bunga The Federal Reserve bulan depan.

Mengutip CNBC International, indeks dolar naik 0,4% menjadi 98,59 setelah pekan lalu melemah 0,4%. Terhadap yen Jepang, dolar berada di posisi 148,21 atau menguat 0,3%. Pasar Jepang tutup pada Senin karena libur Mountain Day.

Euro turun 0,3% menjadi US$1,1603, sedangkan pound sterling melemah 0,2% menjadi US$1,3432.

“Dolar bergerak sedikit lebih kuat terhadap semua mata uang utama, meskipun pergerakannya cenderung moderat,” ujar Michael Brown, analis pasar di Pepperstone, London.

Brown menambahkan, penguatan ini kemungkinan dipicu oleh penyesuaian ekspektasi kebijakan The Fed yang sedikit lebih hawkish. “Hal ini mungkin karena pelaku pasar menutup sebagian posisi menjelang risiko dari data CPI yang akan dirilis besok,” katanya.

Pekan lalu, dolar sempat melemah karena investor mengubah ekspektasi mereka terhadap pemangkasan suku bunga The Fed setelah data pekerjaan dan manufaktur AS menunjukkan pelemahan.

Pejabat The Fed belakangan memberi sinyal kekhawatiran terhadap pasar tenaga kerja. Mereka terbuka untuk memangkas suku bunga pada September. Inflasi yang melandai dapat memperkuat peluang tersebut. Namun jika tarif impor yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump memicu kenaikan harga, The Fed bisa saja menahan keputusan itu.

“Penting untuk dicatat bahwa menjelang data besok, peluang kejutan hawkish cenderung lebih kecil,” ujar Francesco Pesole, ahli strategi valas di ING.

Pesole menilai kenaikan inflasi inti sebesar 0,3% per bulan akan memberi ruang bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga, mengingat kondisi pasar tenaga kerja yang memburuk.

Survei Reuters memperkirakan inflasi inti AS naik 0,3% pada Juli, sehingga tingkat tahunan diprediksi menjadi 3%.

Di pasar uang, pelaku memperkirakan sekitar 90% kemungkinan pemangkasan suku bunga bulan depan. Secara keseluruhan, pasar memproyeksikan penurunan sebesar 58 basis poin hingga akhir tahun, setara dua kali pemangkasan 25 bps, dengan peluang sepertiga untuk pemangkasan ketiga.

Situasi politik di The Fed juga memberi tekanan pada dolar. Trump dikabarkan tengah menyiapkan kandidat pembuat kebijakan yang mendukung pandangan dovish-nya, termasuk calon pengganti Jerome Powell saat masa jabatannya berakhir Mei tahun depan.

Fokus pasar juga tertuju pada negosiasi perdagangan menjelang batas waktu 12 Agustus untuk kesepakatan antara AS dan China, khususnya terkait kebijakan chip. Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan kesepakatan gencatan dagang akan diperpanjang.

“Konfirmasi hal tersebut bisa memberi dorongan tambahan bagi dolar,” ujar Brown.

Sementara itu, seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa produsen chip Nvidia dan AMD sepakat mengalokasikan 15% pendapatan penjualan dari China kepada pemerintah AS demi mendapatkan izin ekspor semikonduktor.

Dolar Australia diperdagangkan di level US$0,65080 atau melemah 0,3% menjelang keputusan suku bunga pada Selasa. Pasar memperkirakan Reserve Bank of Australia akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 3,60% setelah inflasi kuartal II lebih lemah dari perkiraan dan tingkat pengangguran menyentuh level tertinggi dalam 3,5 tahun.

Artikel Terkait

Dolar AS Menguat Tipis, Tapi Masih Terancam Rugi Mingguan

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

Kontrak Baru PP Presisi Melejit 60% di Paruh Pertama 2025, Laba Ikut Naik!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT PP Presisi Tbk (PPRE) mencatatkan...

Multisarana Eduka (MSIE) Teken Perjanjian Sewa Lahan di Bali, Nilainya Segini!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA)-  Direksi PT Multisarana Intan Eduka Tbk (MSIE)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru