STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada akhir perdagangan Kamis (21/8/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (22/8/2025) WIB. Penguatan greenback terjadi menjelang pidato penting Ketua Federal Reserve Jerome Powell di Jackson Hole pada Jumat. Pasar menantikan sinyal apakah bank sentral Amerika Serikat akan menurunkan suku bunga bulan depan.
Mengutip CNBC International, ekspektasi pemangkasan suku bunga semakin tinggi setelah laporan tenaga kerja AS bulan Juli menunjukkan hasil lebih lemah dari perkiraan. Namun risiko inflasi yang meningkat akibat kebijakan tarif baru pemerintahan Presiden Donald Trump masih membuat sebagian pengambil kebijakan ragu untuk melonggarkan kebijakan moneter.
Tema Jackson Hole tahun ini adalah “Labor Markets in Transition”. Eric Theoret, FX Strategist di Scotiabank Toronto, mengatakan arah pidato Powell akan sangat ditentukan dari kondisi pasar tenaga kerja.
“Saya rasa tergantung seberapa jauh Powell ingin menekankan kelemahan di pasar tenaga kerja,” kata Theoret. “Apakah itu dari data payroll dan revisi, atau dari klaim pengangguran yang terus naik, ada narasi yang bisa dia dorong.”
Dolar sempat memangkas penguatan setelah data menunjukkan jumlah klaim baru tunjangan pengangguran di AS naik paling tinggi dalam tiga bulan terakhir. Namun penguatan kembali terjadi setelah laporan terpisah mencatat aktivitas bisnis AS meningkat di Agustus, didorong kebangkitan sektor manufaktur yang mencatat pesanan tertinggi dalam 18 bulan.
Meski begitu, Powell diperkirakan masih akan berhati-hati memberi sinyal pemangkasan suku bunga karena data ekonomi Agustus belum sepenuhnya keluar sebelum pertemuan The Fed pada 16-17 September.
“Dengan pasar sudah memperkirakan dua kali pemangkasan hingga akhir tahun, saya rasa dibutuhkan sesuatu yang besar untuk benar-benar menggeser arah pasar dari jalur itu,” ujar Theoret.
Saat ini, Fed funds futures menunjukkan peluang 77% untuk pemangkasan suku bunga September dan total 51 basis poin pemangkasan hingga akhir tahun.
Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic pada Kamis menyebut ia masih melihat ruang untuk satu kali pemangkasan suku bunga tahun ini, meski menekankan masih ada banyak ketidakpastian.
Sementara itu, Presiden The Fed Kansas City Jeffrey Schmid menilai belum ada urgensi untuk menurunkan suku bunga. Inflasi masih berada di atas target 2% dan pasar tenaga kerja masih cukup solid.
Di pasar valuta asing, indeks dolar naik 0,39% ke level 98,603. Euro melemah 0,26% menjadi US$1,1618. Yen Jepang melemah 0,38% ke 147,9 per dolar, sementara poundsterling turun 0,2% ke US$1,343.
AS dan Uni Eropa juga meresmikan kesepakatan perdagangan yang dicapai bulan lalu. Kesepakatan itu mencakup tarif 15% untuk sebagian besar impor dari Eropa, termasuk mobil, obat-obatan, semikonduktor, dan kayu.
Di pasar kripto, harga bitcoin turun 0,62% ke US$113.718.