Rabu, Oktober 8, 2025
27.4 C
Jakarta

Dolar AS Menguat, Yen dan Euro Melemah di Tengah Ketidakpastian Politik Jepang dan Prancis

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Selasa (7/10/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (8/10/2025) WIB. Yen Jepang dan euro Eropa justru melemah di tengah kekhawatiran pasar soal kebijakan fiskal di Jepang dan gejolak politik di Prancis.

Mengutip CNBC International, yen anjlok ke posisi terendah dalam enam bulan setelah Sanae Takaichi memenangkan pemilihan kepemimpinan di Jepang pada Sabtu lalu. Takaichi, yang diperkirakan akan menjadi perdana menteri berikutnya, berjanji mendorong ekonomi lewat belanja fiskal besar dan menentang kebijakan kenaikan suku bunga Bank of Japan (BoJ).

Pasar kini menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga BoJ pada rapat 30 Oktober menjadi sekitar 26%, dari sebelumnya 60% sebelum kemenangan Takaichi.

“Akan ada periode di mana investor mencoba memahami bagaimana kebijakan Takaichi akan mempengaruhi nilai tukar yen,” ujar Lou Brien, Strategis di DRW Trading Chicago.

Terhadap yen, dolar AS naik 0,9% ke posisi 151,76. Peneliti valas Danske Bank, Mohamad Al-Saraf, menilai BoJ kemungkinan belum akan mengubah suku bunga bulan ini. “Untuk bulan ini, BoJ mungkin akan menahan diri demi kehati-hatian. Tapi pada Desember, setelah mendapat lebih banyak data, saya pikir mereka akan menaikkan suku bunga lagi,” ujarnya. Ia menambahkan, “Inflasi masih terlalu tinggi, suku bunga masih terlalu rendah, dan peluang kenaikan suku bunga BoJ tahun ini masih terbuka.”

Menteri Keuangan Jepang mengatakan otoritas akan terus memantau pergerakan nilai tukar yang dinilai terlalu ekstrem di pasar mata uang.

Sementara itu, euro juga tertekan setelah Perdana Menteri Prancis mengundurkan diri pada Senin. Situasi ini memperburuk tekanan politik terhadap Presiden Emmanuel Macron dan memunculkan keraguan atas rencana pengetatan fiskal Prancis.

Negara tersebut kini diperkirakan melewati tenggat penyusunan rancangan anggaran 2026. Kondisi ini membuat parlemen harus mengesahkan undang-undang darurat agar belanja negara tetap berjalan mulai 1 Januari hingga anggaran baru disetujui.

Euro terakhir tercatat turun 0,4% ke US$1,1662, sedangkan indeks dolar AS naik 0,5% ke 98,56.

Meski dolar sempat melemah sepanjang tahun ini akibat prospek fiskal AS yang memburuk, kekhawatiran perlambatan ekonomi, dan dampak kebijakan tarif Presiden Donald Trump, penguatan mata uang tersebut kembali terjadi sejak akhir Juni.

Brien dari DRW Trading memperkirakan pelemahan dolar hanya sementara. “Pasar tenaga kerja di AS sebenarnya lebih lemah dari yang diperkirakan dan akan terus melemah. Selain itu, kemungkinan besar akan ada Ketua The Fed yang lebih dovish menggantikan Jerome Powell tahun depan,” katanya. Ia menambahkan, “Sampai saat itu, kebijakan The Fed mungkin akan lebih longgar dari yang saat ini diperkirakan pasar.”

Meski sebagian besar pelaku pasar belum banyak bereaksi terhadap penutupan pemerintahan AS, Brien memperingatkan dampaknya bisa makin besar jika berlarut-larut. “Semakin lama shutdown ini terjadi, semakin besar pula kemungkinan dolar ikut melemah karena kinerja ekonomi akan semakin lemah,” ujarnya.

Penutupan pemerintahan AS juga menunda rilis laporan ketenagakerjaan September dan sejumlah data ekonomi penting lainnya hingga pemerintahan kembali beroperasi.

Artikel Terkait

Krakatau Steel Lunasi Utang Lebih Cepat, Dapat Diskon Hingga 80% dari Bank

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS)...

Yen dan Euro Melemah, Dolar AS Menguat di Tengah Kekhawatiran Politik Jepang dan Prancis

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

Dolar AS Melemah, Tertekan Shutdown Pemerintah dan Sinyal Pemangkasan Suku Bunga

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru