Kamis, Oktober 16, 2025
27.2 C
Jakarta

Dolar AS Menguat, Yen Tertekan Tarif Trump, Dolar Australia Melesat Berkat Kejutan RBA

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melonjak pada penutupan perdagangan Selasa (8/7/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (9/7/2025) WIB. Kenaikan ini didorong pelemahan yen dan lonjakan dolar Australia.

Mengutip CNBC International, Yen Jepang melemah tajam setelah Presiden AS Donald Trump kembali menegaskan rencana tarif impor sebesar 25% untuk barang dari Jepang dan Korea Selatan.

Trump menyampaikan tarif baru itu akan berlaku mulai 1 Agustus. Namun, ia juga membuka peluang negosiasi jika negara-negara tersebut menyodorkan proposal alternatif.

Dolar AS naik 0,59% terhadap yen, diperdagangkan di level 146,720.

Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menyatakan akan terus bernegosiasi dengan Amerika Serikat untuk mencapai kesepakatan dagang yang saling menguntungkan.

“Masih banyak ketidakpastian soal tarif ini, mulai dari berapa besar tarif akhirnya hingga negara mana saja yang akan dikenakan. Ketidakpastian ini membuat investor tetap waspada,” ujar Carol Kong, analis mata uang di Commonwealth Bank of Australia.

Ia menambahkan, “Ini baru awal. Masih akan banyak berita terkait dalam beberapa hari ke depan.”

Sementara itu, dolar Australia tampil sebagai mata uang dengan performa terbaik hari ini. Kenaikan terjadi usai bank sentral Australia (RBA) secara mengejutkan mempertahankan suku bunga acuannya di level 3,85%.

Pasar sebelumnya memperkirakan pemangkasan suku bunga. Namun RBA menegaskan dewan mereka memutuskan menunggu informasi tambahan sebelum mengambil langkah selanjutnya.

Dolar Australia sempat naik lebih dari 1% dan terakhir menguat 0,39% ke US$0,6517.

RBA menyatakan masih menanti data inflasi kuartal kedua yang akan dirilis akhir Juli. Hasil tersebut akan menjadi acuan utama dalam menentukan arah suku bunga ke depan.

“Ketidakpastian seputar tarif Trump membuat keputusan suku bunga sulit diambil sekarang. RBA ingin menunggu hingga Agustus untuk kejelasan lebih lanjut,” jelas Vishnu Varathan, Kepala Riset Makro Asia ex-Jepang di Mizuho.

Di sisi lain, euro naik terhadap yen, mencapai level tertinggi dalam satu tahun dan terakhir tercatat naik 0,45% di posisi 171,976.

Namun terhadap dolar AS, euro justru melemah 0,11% ke level US$1,1696.

Sumber di Uni Eropa menyebut blok tersebut tidak menerima surat pemberitahuan tarif dari AS dan kemungkinan besar akan mendapat pengecualian dari tarif dasar sebesar 10%.

“Pasar melihat ini sebagai kelanjutan dari negosiasi, bukan akhir segalanya. Ini memberikan sentimen positif,” ujar Frederik Ducrozet, Kepala Riset Makroekonomi di Pictet Wealth Management.

Menurutnya, “Situasinya tidak seburuk yang dikhawatirkan. Masih ada ruang untuk dialog, dan pasar merespons dengan cukup tenang.”

Dari mata uang lainnya, dolar Selandia Baru turun 0,27% ke US$0,5986. Pound sterling juga melemah 0,41% ke level US$1,355.

Artikel Terkait

Dolar AS Melemah Gegara Ketegangan Dagang dengan China dan Isu Suku Bunga

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

WEGE Incar Proyek IKN dan Rusun Jakarta, Pasang Target Kontrak Baru Rp3 Triliun di 2026

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) –  PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk...

Pendapatan Tumbuh, Laba Xolare Energy (SOLA) Melambung 123,091% per September 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Kinerja keuangan PT Xolare RCR Energy...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru