STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS mencatatkan kenaikan terbesar dalam sebulan terakhir pada penutupan perdagangan hari Jumat (15/11/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (16/11/2024) WIB. Kenaikan Greenback ini terjadi setelah pasar mulai menyesuaikan ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga yang lebih lambat. Selain itu, kebijakan Presiden terpilih Donald Trump turut mempengaruhi pergerakan dolar.
Mengutip CNBC International, dolar mendapat dorongan kuat dari spekulasi bahwa kebijakan Trump, seperti tarif impor dan pemotongan pajak, bisa memicu inflasi. Hal ini berpotensi mengurangi ruang bagi Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga. Kebijakan Trump bisa membuat inflasi naik, yang akan mempengaruhi keputusan The Fed.
Pada hari Kamis, Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa bank sentral AS tidak perlu terburu-buru menurunkan suku bunga. Pernyataan ini membuat ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga bulan depan berkurang. Para trader pun mengurangi taruhan mereka terkait kebijakan suku bunga The Fed.
Dolar AS juga tercatat mengalami kenaikan mingguan terhadap yen Jepang, bahkan sempat diperdagangkan di atas 156 yen. Ini adalah level tertinggi sejak Juli. Meski dolar kemudian turun 1,4% ke posisi 154,145 yen, dolar tetap menunjukkan kekuatan.
Euro tertekan selama dua minggu berturut-turut. Meskipun sempat naik sedikit, euro tetap berada di level terendahnya sejak Oktober 2023. Tekanan terhadap euro masih berlanjut meski ada sedikit pergerakan positif.
Thierry Albert Wizman, ahli strategi global di Macquarie, mengatakan, “Reaksi pasar terhadap pernyataan The Fed cukup mengejutkan. Meskipun Powell memberikan pernyataan hawkish, euro tetap tertekan.” Ia menambahkan bahwa investor mungkin mulai mempertanyakan kebijakan pemerintahan Trump, terutama soal pejabat kabinet yang belum jelas.
Data dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan penjualan ritel pada Oktober sedikit lebih tinggi dari perkiraan. Namun, pengeluaran konsumen tampak melambat di awal kuartal keempat.
Presiden Federal Reserve Boston, Susan Collins, mengatakan bahwa pemangkasan suku bunga bisa dihentikan pada pertemuan The Fed bulan Desember, tergantung pada data inflasi dan lapangan kerja. Probabilitas pemangkasan suku bunga pada Desember kini turun menjadi sekitar 61%, dari sebelumnya 82%.
Sterling diperkirakan akan mencatatkan penurunan mingguan terbesar sejak Januari 2023, dengan penurunan sekitar 2,4%. Meskipun ekonomi Inggris terkontraksi tak terduga pada September, hal ini tidak cukup menggerakkan sterling.
Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, tercatat mencapai level tertinggi dalam setahun, yaitu 107,07. Ini menjadi kinerja terbaik dolar sejak September. Namun, pada penutupan Jumat, indeks dolar mengalami sedikit penurunan sebesar 0,19% ke level 106,68.
Di pasar kripto, Bitcoin diperdagangkan sekitar US$90.000 setelah lonjakan harga yang luar biasa. Bitcoin tercatat naik 2,64% menjadi US$90.545, meskipun Ethereum turun 2,17% ke harga US$3.051,30.
Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex, mengatakan, “Pasar tampaknya konsolidasi menjelang akhir pekan. Meskipun ada reaksi berlebihan terhadap pernyataan Powell, suku bunga AS tetap kuat.”