Kamis, Agustus 7, 2025
34.5 C
Jakarta

Dolar AS Perkasa! Mata Uang Lain Tertekan, Ini Penyebabnya

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS menguat signifikan pada penutupan perdagangan Senin (13/1/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (14/1/2025) WIB. Mata uang ini, menekan nilai tukar mata uang lain ke level terendah dalam beberapa tahun terakhir. Data tenaga kerja AS yang dirilis Jumat lalu menjadi pemicu utama penguatan ini. Laporan tersebut menyoroti solidnya ekonomi AS, sekaligus meruntuhkan ekspektasi pasar soal pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve tahun ini.

Mengutip CNBC International, indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap beberapa mata uang utama, naik 0,3% ke angka 109,9. Indeks ini sempat menyentuh level tertinggi lebih dari dua tahun di angka 110,17.

Data pekerjaan AS menunjukkan pertumbuhan tak terduga pada Desember. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,1%. Akibatnya, ekspektasi pasar tentang pemangkasan suku bunga The Fed menurun drastis. Pasar kini hanya memperkirakan satu kali pemangkasan suku bunga tahun ini, turun dari perkiraan awal dua kali pemangkasan masing-masing 0,25%.

Investor kini menunggu rilis data inflasi AS pada Rabu mendatang. Jika inflasi terus meningkat, kemungkinan pemangkasan suku bunga semakin kecil. Pekan ini, beberapa pejabat Federal Reserve juga dijadwalkan memberikan pandangan mereka.

Euro merosot ke level terendah sejak November 2022 di US$1,0177 sebelum pulih sedikit ke US$1,0211. Poundsterling turun 0,3% ke US$1,217 setelah sempat menyentuh level terendah 14 bulan di US$1,21.

Chris Turner, kepala pasar global di ING, memperkirakan pengumuman pemotongan anggaran oleh pemerintah Inggris pada Maret akan memperburuk sentimen terhadap poundsterling.

Mata uang Australia juga melemah ke US$0,6131, level terendah sejak April 2020, sebelum sedikit menguat ke US$0,615. Dolar Selandia Baru ikut tertekan di US$0,5554, mendekati level terendah dua tahun terakhir.

Namun, yuan China berhasil melawan tren global dengan sedikit menguat. Beijing melonggarkan aturan untuk meningkatkan pinjaman luar negeri dan memberi peringatan verbal untuk menjaga stabilitas yuan. Dolar AS terhadap yuan offshore tercatat di 7,3319 per dolar.

Langkah ini didukung oleh keputusan Bank Sentral China (PBOC) yang menghentikan pembelian obligasi pemerintah pada Jumat lalu. Kebijakan ini mendorong imbal hasil obligasi dan menegaskan komitmen PBOC mempertahankan nilai yuan.

Di sisi lain, dolar AS melemah tipis 0,1% terhadap yen Jepang di 157,56. Yen terbantu oleh kabar bahwa Bank Sentral Jepang (BoJ) mungkin akan menaikkan proyeksi inflasi bulan ini, membuka peluang untuk kenaikan suku bunga.

Artikel Terkait

Dolar AS Melemah, Pasar Yakin The Fed Bakal Potong Suku Bunga Lagi

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

Laba SBMA Melejit 26,84%, Pendapatan Juga Naik di Semester I-2025!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk...

Ini Cara Aktivasi Rekening Dormant BNI

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru