Selasa, Agustus 26, 2025
27.6 C
Jakarta

Dolar AS Stabil Setelah Anjlok Imbas Komentar Powell

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) stabil pada akhir perdagangan Senin (25/8/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (26/8/2025) WIB. Greenback masih tertahan setelah sempat anjlok pekan lalu akibat komentar Ketua The Federal Reserve Jerome Powell yang memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga bulan depan.

Mengutip CNBC International, euro melemah 0,18% ke posisi US$1,1699, turun dari level tertinggi empat minggu di US$1,1742 pada Jumat. Pound sterling dan franc Swiss ikut terkoreksi 0,1%.

“Dolar sedang berkonsolidasi hari ini dalam rentang yang relatif sempit,” ujar Marc Chandler, Chief Market Strategist Bannockburn Global Forex. “Saya pikir dibutuhkan lebih banyak data untuk benar-benar memengaruhi ekspektasi terhadap The Fed. Itu hal yang paling penting saat ini.”

Sejumlah broker besar seperti Barclays, BNP Paribas, dan Deutsche Bank memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin pada September. Perkiraan ini muncul setelah Powell menyinggung risiko di pasar tenaga kerja meski inflasi tetap jadi ancaman.

Menurut CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga seperempat poin pada 17 September melonjak menjadi 86% dari sekitar 70% sebelum Powell berbicara. Ekspektasi pelonggaran kebijakan dan perlambatan ekonomi AS ditambah kekhawatiran soal kondisi fiskal terus menekan dolar.

Sejauh tahun ini, dolar sudah melemah lebih dari 9,5% terhadap enam mata uang utama. Terakhir, dolar hanya naik tipis 0,05% di level 97,88. Euro jadi mata uang dengan kenaikan terbesar, menguat hampir 13% sepanjang tahun. Samy Chaar, Chief Economist Lombard Odier, memperkirakan euro bisa terus menguat ke kisaran US$1,20–US$1,22 dalam 6 hingga 12 bulan ke depan.

Di Eropa, imbal hasil obligasi zona euro ikut naik. Yield obligasi Jerman tenor 10 tahun bertambah 5 basis poin ke 2,77%, mendekati level tertinggi lima bulan di 2,787%. Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga ikut menguat. Yield obligasi dua tahun yang sensitif terhadap arah suku bunga naik 4,4 basis poin ke 3,73%, sementara yield obligasi 30 tahun berada di 4,906%.

Selain arah kebijakan Fed, investor juga menyoroti serangan Presiden AS Donald Trump terhadap Powell dan pejabat bank sentral lain. Hal ini menimbulkan kekhawatiran soal independensi The Fed. “Upaya memperbarui bentuk Fed bisa menjadi tantangan untuk tenor panjang,” tulis analis Goldman Sachs dalam catatan riset.

Pasar kini menunggu rilis data penting. Mulai dari PCE deflator pada Jumat yang jadi ukuran inflasi favorit The Fed, hingga laporan tenaga kerja Agustus pekan depan.

Di Asia, yuan China menguat ke level tertinggi dalam sebulan didorong pelemahan dolar. Untuk aset kripto, ether anjlok 2,86% pada Senin setelah sempat menyentuh rekor US$4.955,14 akhir pekan lalu. Bitcoin juga terkoreksi sekitar 0,97% ke US$111.656,02.

Artikel Terkait

Cucu Usaha Waskita Karya Dapat Restu Restrukturisasi Utang Rp165 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Waskita Fim Perkasa Realti (WFPR),...

Dollar Ambruk! Powell Kasih Kode Kuat Suku Bunga Bakal Turun September

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

Triniti Land Raih Laba Rp5 Miliar di Semester I 2025, Ini Sederet Proyek Penyumbang Pendapatan

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru