Rabu, September 10, 2025
32.3 C
Jakarta

Dolar AS Terjun Bebas, Pasar Yakin The Fed Akan Turunkan Bunga

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) anjlok terhadap banyak mata uang utama pada akhir perdagangan Jumat (5/9/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (6/9/2025) WIB. Pemicunya, laporan tenaga kerja terbaru menunjukkan perekrutan jauh di bawah perkiraan.

Mengutip CNBC International, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat nonfarm payrolls hanya bertambah 22.000 pekerjaan pada Agustus. Angka ini jauh meleset dari prediksi ekonom dalam survei Reuters yang memperkirakan 75.000 pekerjaan baru.

Rilis data tersebut langsung menekan dolar di pasar global. Dolar turun 0,70% ke level 147,44 terhadap yen Jepang. Meski begitu, mata uang AS ini masih mencatat kenaikan mingguan kedua berturut-turut. Terhadap franc Swiss, dolar merosot 0,91% ke 0,79830 dan siap menutup pekan dengan pelemahan empat minggu beruntun.

Euro menguat 0,55% ke US$1,171675 dan mencatat kenaikan mingguan terhadap dolar. Indeks dolar turun 0,48% ke 97,767 dan diperkirakan melemah 0,23% sepanjang pekan.

“Data ini memberi bukti atas apa yang dikhawatirkan, yakni perusahaan sepanjang tahun menghadapi tambahan biaya akibat perubahan kebijakan perdagangan dan tarif,” ujar Juan Perez, Director of Trading Monex USA di Washington. “Biaya ini hanya bisa ditahan sebentar dan kini terlihat perusahaan kesulitan dalam perekrutan.”

Perez menambahkan, “Ini jelas bukan kabar baik untuk dolar AS dan bukan cerita baik untuk Amerika Serikat karena hari ini menegaskan kita sedang mengalami stagflasi yang sangat serius.”

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) Treasury AS ikut turun. Yield obligasi 2 tahun jatuh 8,1 basis poin ke 3,511%, sedangkan yield obligasi 10 tahun turun 8,8 basis poin ke 4,088%.

Pasar saham Wall Street juga berbalik melemah. Indeks S&P 500, Nasdaq, dan Dow Jones kompak ditutup di zona merah.

Traders kini semakin yakin peluang The Fed memangkas suku bunga terbuka lebar. Menurut CME FedWatch, probabilitas penurunan 25 basis poin mendekati 90%, sementara peluang pemangkasan 50 basis poin hanya 10%.

“Pendulum sudah bergerak sangat jauh mendukung pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Bahkan pasar memberi peluang 10% untuk pemangkasan 50 basis poin,” kata Marc Chandler, Chief Market Strategist Bannockburn Global Forex. “Namun pemangkasan 50 basis poin akan memberi kesan mereka salah langkah sebelumnya. The Fed cenderung lebih berhati-hati, jadi 25 basis poin lebih masuk akal.”

Poundsterling juga naik terhadap dolar setelah Wakil Perdana Menteri Inggris Angela Rayner mengundurkan diri usai mengakui kesalahan dalam pembayaran pajak properti. Pound menguat 0,51% ke US$1,35055 dan ditutup naik tipis 0,02% sepanjang pekan.

 

 

 

Artikel Terkait

Kinerja Semester I 2025 Solid, Trimitra Trans (B-LOG) Perkuat Ekspansi

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) –  Hari ini, Rabu 10 September 2025,...

BTN Bidik Pertumbuhan Kredit 9% di 2025, Andalkan KPR Subsidi dan Aturan Baru Pemerintah

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk...

Pendapatan dan Laba Summarecon (SMRA) Kompak Turun di Semester I 2025, Ini Penyebabnya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Kinerja pendapatan maupun laba PT Summarecon...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru