Jumat, September 26, 2025
30.9 C
Jakarta

Dolar AS Terjun, Yen Jepang Capai Level Tertinggi dalam 6 Minggu!

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS mengalami penurunan tajam pada penutupan perdagangan hari Jumat (29/11/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (30/11/2024) WIB. Penyebabnya adalah penguatan yen Jepang yang berhasil mencapai posisi tertinggi dalam enam minggu terakhir terhadap dolar. Kenaikan yen ini dipicu oleh inflasi Tokyo yang lebih tinggi dari perkiraan.

Mengutip CNBC International, indeks harga konsumen inti Tokyo, yang tidak mencakup harga makanan segar, tercatat naik 2,2% pada November dibandingkan tahun lalu. Angka ini lebih tinggi dari 1,8% bulan sebelumnya dan sedikit melampaui perkiraan yang hanya 2,1%. “Kenaikan inflasi ini memunculkan spekulasi bahwa Bank of Japan (BoJ) akan menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan depan,” kata Matt Simpson, analis pasar senior di City Index.

Simpson juga mengatakan bahwa yen kini menjadi mata uang yang menarik untuk diperdagangkan. Dengan pasar yang cenderung sepi menjelang liburan Thanksgiving di AS, yen memiliki momentum yang cukup kuat. Pada penutupan pasar, dolar AS tercatat melemah 1,2% menjadi 149,68 yen. Bahkan, dolar sempat menyentuh level terendahnya sejak 21 Oktober, yakni 149,53 yen. Diperkirakan, dolar akan terus turun lebih dari 2% terhadap yen dalam minggu ini, yang menjadi penurunan terbesar sejak September.

Indeks dolar AS juga turun 0,3% menjadi 105,86, setelah sebelumnya berada di level terendah sejak 12 November, yaitu 105,61. Meski begitu, dolar masih mencatatkan kenaikan 2% sepanjang bulan November. Kenaikan ini dipicu oleh optimisme pasar terhadap kebijakan ekonomi pemerintahan AS yang dipimpin oleh Donald Trump.

Dolar menguat pada bulan November karena harapan pasar bahwa kebijakan Trump akan memberi stimulus pada perekonomian AS, melalui pelonggaran regulasi bisnis dan kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan. Namun, para analis memperingatkan bahwa kebijakan tarif impor baru dan rencana ketat terhadap imigrasi bisa memicu lonjakan inflasi.

Data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan memberikan sinyal bahwa Federal Reserve mungkin akan memperlambat laju pemangkasan suku bunga. Pasar saat ini memberi peluang 66% untuk penurunan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Federal Reserve bulan Desember.

Di sisi lain, euro tercatat turun 0,1% menjadi US$1,0565. Selama bulan November, euro sudah terdepresiasi sekitar 3% dan diperkirakan akan mencatatkan penurunan terbesar sejak April 2022. Data inflasi terbaru di Perancis menunjukkan angka sesuai perkiraan, sementara inflasi Jerman menunjukkan tekanan harga yang datar pada November.

Francois Villeroy de Galhau, anggota Dewan Eksekutif ECB, mengatakan bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) mungkin perlu mempertimbangkan pemangkasan suku bunga lebih lanjut pada bulan depan, setelah pandangan hawkish dari rekannya, Isabel Schnabel.

Di luar pasar mata uang, Bitcoin juga menunjukkan lonjakan 3,13%, mencapai US$98.111. Meski sempat terpuruk, Bitcoin kini mencoba bangkit dan mendekati level tertinggi yang tercatat minggu lalu, yaitu US$99.830. Diperkirakan bulan ini Bitcoin akan mencatatkan kenaikan 40%, yang merupakan performa terbaiknya sejak Februari. Hal ini didorong oleh harapan akan terciptanya regulasi yang lebih ramah terhadap cryptocurrency di bawah pemerintahan Trump.

Artikel Terkait

Harga Emas Dunia Menguat Tipis, Pasar Tunggu Data Inflasi AS

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup menguat tipis pada...

Harga Minyak Turun Tipis, Pasar Tunggu Kejelasan Soal Suku Bunga The Fed

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia ditutup melemah...

Harga Emas Dunia Dekati Rekor, Investor Bidik US$3.900

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak stabil pada perdagangan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru