Jumat, Desember 5, 2025
31.2 C
Jakarta

Dolar Melemah Tapi Emas Ogah Naik, Investor Harap-Harap Cemas Tunggu Data Inflasi

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia terpantau stabil pada perdagangan Kamis (4/12/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (5/12/2025) WIB. Pergerakan harga logam mulia ini nyaris tak berubah. Kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) menjadi penahan laju emas meski dolar AS sedang melemah. Investor kini memilih sikap menahan diri jelang rilis data inflasi penting.

Mengutip CNBC International, harga emas di pasar spot tercatat naik tipis 0,1% menjadi US$4.210,49 per ons. Emas berjangka Amerika Serikat untuk pengiriman Februari ikut menguat 0,2% menjadi US$4.243,00 per ons.

Analis Marex, Edward Meir, memberikan pandangannya terkait kondisi pasar yang tarik-ulur ini.

“Imbal hasil yang lebih tinggi sedikit membatasi kenaikan untuk emas, dan indeks dolar secara umum memberikan dukungan,” ujar Edward Meir.

Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun memang tercatat naik. Di sisi lain, indeks dolar AS justru menyentuh level terendah dalam satu bulan. Dolar yang murah biasanya membuat emas lebih terjangkau bagi pembeli luar negeri. Namun, sentimen data ekonomi lain turut mempengaruhi pasar.

Data terbaru menunjukkan klaim tunjangan pengangguran baru di AS turun menjadi 191.000 pekan lalu. Angka ini merupakan level terendah dalam lebih dari tiga tahun. Capaian tersebut jauh di bawah ekspektasi para ekonom yang memperkirakan angka 220.000. Padahal sehari sebelumnya, laporan ADP menunjukkan penurunan jumlah pekerja swasta yang cukup tajam.

Pelaku pasar kini fokus menanti laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) bulan September yang akan rilis Jumat ini. Data ini merupakan ukuran inflasi favorit Bank Sentral AS atau The Fed. Informasi ini sangat krusial sebagai petunjuk arah kebijakan suku bunga sebelum pertemuan bulan Desember.

Mayoritas ekonom memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan 9-10 Desember mendatang. Langkah ini diambil bank sentral untuk menyokong pasar tenaga kerja yang mulai mendingin. Suku bunga rendah biasanya menguntungkan aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas.

Meir memprediksi pasar tidak akan terlalu gejolak dalam waktu dekat.

“Pasar tidak akan banyak bergerak antara sekarang dan minggu depan dan sejauh menyangkut emas, mungkin kita akan terjebak dalam kisaran perdagangan yang relatif sepi untuk sementara waktu,” kata Meir.

Ia juga menambahkan prediksi bahwa emas kemungkinan tidak akan menguji kembali level tertinggi lamanya yang hampir menyentuh US$ 4.400 pada tahun ini.

Harga perak turun cukup dalam pada perdagangan terakhir. Logam ini merosot 2,6% menjadi US$56,96 per ons. Penurunan muncul setelah perak sempat menyentuh rekor tertinggi US$58,98 pada Rabu.

Meski terkoreksi, perak tetap mencatatkan lonjakan besar sekitar 97,3% sejak awal tahun. Kenaikan ini dipicu oleh defisit pasokan yang terus terjadi dan posisi perak yang kini masuk dalam daftar mineral kritis Amerika Serikat.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Damai Ukraina Buntu dan Sinyal The Fed Pangkas Bunga, Harga Minyak Dunia Kembali Melesat

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia berhasil menanjak...

Harga Emas Dunia Naik Tipis, Data Tenaga Kerja AS Lemah Angkat Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak naik pada...

Damai Masih Jauh! Harga Minyak Terbang Usai Lobi AS-Rusia Buntu

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia melonjak lebih...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru